Kontrak (2)

3K 98 0
                                    

Alfani menaiki tangga dengan mulut bersungut-sungut. Sesekali ia melontarkan sumpah serapah sekaligus kutukan pada suaminya. Meski terdengar durhaka. Munafik jika Alfani tidak marah atau sedih jika harus di ceraikan. Mana ada orang yang sukarela jadi janda. Janda kembang lagi!. Sedikit lucu tapi itulah kenyataan.

Alfani masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Tapi emang dasar si Alfani. Dia selalu saja berfikir positif. Setelah membanting pintu ia malah bersalah karena telah melampiaskan kekesalannya pada benda mati itu. Membakar rumah sekali pun tidak ada gunanya bagi Alfani. Benar-benar orang yang aneh.

Alfani menghempaskan diri di atas tempat tidur. Kedua tangannya dia rentangkan dan salah satu kakinya ia tekuk. Dan tak lama kemudian ia terlelap dalam damai dengan posisi yang menurut pandangan mata cukup aneh. Ya kali tidur dangan badan terlipat gitu yang ada malah encok.

Di lain tempat Anggara sedang manapaki tangga menuju kamarnya. Sebelum masuk ke kamarnya ia sempat mengintip di kamar sebelah. Di sana di dapatinya Alfani sedang terlelap.

"Gila nih cewek aku pikir dia lagi nangis sesenggukan atau setidaknya menghancurkan barang yang ada. Ini malah tidur tanpa beban. Atau jangan-jangan benar lagi dia cuma mau hartaku!" Batin Anggara.

Setelah itu Anggara melongos pergi sesaat setelah menutup pintu perlahan.

***

Alfani POV

"Huaa..." jam berapa ini aku kalau tidur suka lupa waktu. Bom meledak gak bakal kedengaran juga kalau aku lagi tidur.

Oh ia aku hampir lupa kejadian tadi pagi. Wahaha bisa-bisanya agar-agar jeli itu nyuruh tanda tangan kontrak. Mana isinya ngaco semua lagi. Kalau pun benar mau ceraiin aku kanapa harus pakai kontrak. Langsung aja kan bisa. Dasar aneh.
Atau emang dasarnya orang-orang kaya kayak gitu ya! Terlebih seorang pengusaha kayak cucurut satu itu. Emang sih hartanya bejibun tapi otaknya cetek.

Tau gak isi kontraknya apaan. Pertama nih yah paling absurd itu poin ke 3 di sana tertera gak boleh pake baju cetek kapan pun dimana pun. Wahaha aneh kan dia. Ya kali aku mau nurutin. Mau pake baju apa pun serah aku lah toh dia juga gak suka sama aku.

Terus poin pertama itu. Dia bakal ceraiin aku setelah hak kepemilikan perusahaan ada di tangannya. Kedua aku gak boleh ngurusin urusan dia begitupun sebaliknya. Trus aku bebas mau lakuin apa aja asal gak mengganggu ketenangannya. Apa lagi ya? aku lupa abis banyak bangeeeeeet.

Ouh poin terakhirnya itu dia ngelarang aku ngunci kamar sama nyalain alarm. Katanya biar dia aja yang bangunin soalnya alarm aku itu mematikan buat dia. Terserah dia deh setidaknya aku punya jaminan gak bakal kesiangan. Hampir lupa dia juga nyuruh aku panggil dia Gara. Entahlah apa masalahnya dengan panggilan. Kalau bisa sih aku mau panggil dia om aja wahaha.

Tawaran perjanjiannya sih lumayan menggiurkan buat cewek matre tapi aku kan bukan cewek matre. Kalau masalah uang aku bisa cari sendiri. Aku lupa tuh berapa jumlah yang dia janjikan abis nol nya banyak banget. Yang pasti abis di ceraiin dia bakal tetap biyayain aku sampe aku nikah dan ada orang yang bisa menghidupiku. Males deh. Aku mau nikmatin aja apa yang ada hari ini. Toh aku juga gak tau masih hidup apa kagak sebelum di ceraiin.

Aku hampir lupa makan sama lupa hari gara-gara perjanjian konyol itu. Hari ini kan minggu jadi aku mau ngerjain tuh si agar-agar jeli. Aku mau pura-pura minta uang sekarang biar dia marah. Sekarang kan waktu istirahatnya dari kesibukan kantor. Kalau aku langsung nyelonong ke kamarnya gak papa kali ya.

Gak butu ngelurin keringat buat nyampe di kamarnya. Hahaha ya jelas lah.

"Klek..."

Hihihi (tertawan setan)
Pintunya gak kekunci. Aku cukup kagum dengan dekorasi kamarnya. Bagus juga seleranya. Tapi kok penghuninya gak ada ya?

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang