kelahiran anak ke3

550 20 0
                                    

Fani masuk kedalam kamar menyusul Gara, setelah selesai menidurkan Gio dan Tya.

Gara yang menyadari kedatangan istrinya itu. Ia langsung bangkit dari tempat tidur lalu mengunci pintu kamar.

Fani langsung menatap Gara dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Mau jenguk si dedek!" Ujar Gara sambil nyegir lebar dengan mata tertutup.

"Ga! Kamu... dasar mesum!" Greget Fani sambil mencubit ringan perut Gara.

"Kata tante Mey boleh sering-sering melakukannya saat mendekati persalinan." Ujar Gara sambil memeluk Fani.

"Pantas saja sehabis menemui tante Mey, kamu semakin tidak terkendali." Fani berbalik untuk balas memeluk Gara yang sedari tadi menggesek wajahnya di bahu Fani.

"Hehehe boleh ya," bujuk rayu Gara dengan manja.

"Aku mandi dulu Ga." Pinta Fani.

"Tidak perlu, toh nanti juga bakal mandi lagi." Gara langsung mengangkat kedua paha Fani hingga Fani melingkarkan kedua pahanya di perut Gara.

"Dasar tidak sabaran!" Fani memencet hidung Gara dengan gemas.

"C*um dong!" Gara menyodorkan bibirnya dengan genit.

Tanpa ragu, Fani meladeni keinginan suaminya itu. Belum juga seberapa, Gara langsung melangkah ke tempat tidur.

Gara membaringkan Fani dengan perlahan. Kemudian melanjutkannya aksinya.

"Aduh!" keluh Fani tidak lama kemudian.

Gara yang mendengar hal itu langsung terfokus pada wanita yang berbaring di bawahnya.

"Honey, ada apa?" tanya Gara dengan penuh rasa khawatir.

"Sepertinya aku sudah mau melahirkan." Jawab Fani sambil mengambil duduk di atas tempat tidur.

"Bukannya baru besok jadwal oprasinya?" tanya Gara sambil bangun mengelus punggung Fani.

"Antar aku ke rumah sakit." Fani berusaha turun dari tempat tidur.

"Jangan memaksakan diri." Gara langsung menggendong Fani ala tuan putri.

Bukannya langsung menuju garasi mobil. Gara malah menghampiri kamar tidur asisten rumah tangganya.

"Bibi, tolong jaga anak-anak... Ah beritahu juga pada Rey untuk menyusul besok pagi saja bersama anak-anak." Pesan Gara setelah asisten rumah tangganya itu keluar dari kamarnya.

"Baik__." Belum sempat asisten rumah tangganya itu menyelesaikan kalimatnya. Gara sudah lebih dulu pergi.

***

Setibanya Gara dan Fani di rumah sakit milik Ayahnya. Suasana sudah begitu sepi dikarenakan jam besuk pasien sudah berakhir dua jam yang lalu.

Gara langsung menuju resepsionis dengan mengabaikan suster dan perawat yang menawarkan bantuan.

"Tolong hubungkan dengan dokter Mey." Pinta Gara di hadapan resepsionis.

"Tunggu sebentar pak." Ujar sang resepsionis sambil menekan nomor telepon yang ada di hadapannya.

Resepsionis berbicara sebentar kemudian bertanya.

"Maaf Pak, atas nama siapa?"

"Gara... Ah tidak, Fani_ katakan menantunya mau melahirkan." Gara bingung dengan apa yang mau dikatakannya.

"Dengan Ibu Fani suami pak Gara, katanya menantu dokter." Resepsionis itu menyimpulkan sendiri.

Terlihat resepsionis itu menganggukkan kepala beberapa kali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang