Cinta Denis?

1K 29 5
                                    

Setelah insiden makan jambu biji yang dipetik disekitar makam, Denis merasa was-was dan antipati dengan Fani.
Namun rasa penasarannya pada Fani tidak kunjung reda hingga akhirnya ia menyatakan rasa sukanya pada Ara?

"Hy Ra' sepertinya aku suka deh sama Fani. "

"Kenapa mengatakannya padaku? "

"Yah karena kau terlihat akrab dengannya. " Denis malu-malu.

"Lalu? "

"Aku mau kau membantuku dekat dengannya, kalau bisa sih sampai jadian. "

"Kalau aku tidak mau? "

"Yah Ara kenapa kau setega itu padaku, bukankah kita adalah sahabat temenan dari orok sampai sekarang. Terlebih lagi kita adalah saudara tak sedarah tapi terarah. " Denis memasang pupy eyes yang terlihat mengerikan dimata Ara.

Ara tampak berfikir sebelum menjawab.
"Baiklah, tapi jangan memaksanya jika dia tidak ingin. "

"Ara aku padamu, " Denis langsung memeluk Ara disertai ciuman kilat di pipi.

"Denis! Kau membuatku jijik. " Ara mendorong wajah Denis dengan tatapan horror.

"Ini bukti cintaku, kemarilah. " Denis mengejar Ara sambil merentangkan tangan lebar-lebar.

"Menjauh dariku! "

"Wah ternyata kalian sangat romantis tapi sayang tidak bisa berkembang biak karena sama-sama jantan. " Celetuk Fani yang entah muncul dari mana sambil menenteng sekantor jambu biji.

"Dia bisa berkembang biak dengan cara membelah diri. " Denis menunjuk Ara yang menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Kau sendiri berkembang biak dengan apa? " Fani bertanya dengan melemparkan jambu biji pada Denis.

"Denganmu mungkin. " Denis menangkap jambu biji itu dengan tatapan horor kemudian melemparkannya pada Ara yang menangkap dan langsung memakannya dengan santai.

"Maaf saja, aku masih kecil dan belum cukup umur. Oy aku juga tidak suka dengan penyuka sesama jenis seperti kalian. "

Jedar! Bagai disambar petir keduanya langsung melotot.

"Tarik kembali kata-katamu! " Ara langsung mengenggam tangan Fani dengan erat.

"Tidak akan! " Fani melepaskan cekalan tangan Ara dengan mudah kemudian melangkah pergi meninggalkan dua anak lelaki itu.

Denis menatap horor Ara yang sudah emosi sampai keubun-ubun baru kali ini dia melihat anak itu sangat marah. Saat dia bingung harus bagaimana tiba-tiba terdengar suara bentakan Fani yang ditujukan pada seseorang yang entah siapa.

"Dasar banci! Kalian hanya berani main kroyokan. Cih! "

"Diam kau! " Bentak anak lelaki yang tempo hari memukul Denis.

"Apa maumu?! " Fani tidak takut sama sekali menantang anak lelaki tersebut.

Denis sudah ketakutan karena dia tidak mampu melawan mereka, tapi jiki dibiarkan maka Fani akan terluka.
Sedangkan Ara terlihat acuh tak acuh.

"Menghabisimu tentunya. " Anak lelaki itu tertawa bersama teman-temannya.

"Lawan aku satu-satu kalau kalian punya nyali. "

"Fani hentikan! '' teriak Denis.

"Pahlawan sudah datang he? Tapi apa kau bisa melawan dengan benda ini? " Anak lelaki itu memandang remeh Fani sambil mengacungkan sebilah badik.

"Aku tidak takut dengan pecundang seperti kalian! " Fani mengumpat tanpa rasa takut.

Denis menjadi komentator terbaik menerangkan kejadian yang sedang berlangsung pada Ara yang sebenarnya ikut menyimak.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang