Hamil

845 34 9
                                    

"Tok.... Tok... Tok.... "

Suami si wanita ramah mengetuk pintu dengan sopan sementara istrinya sudah dari tadi mau menerobos masuk.

Ceklek

"Malam ponakan ku yang ganteng tapi menyebalkan. " Fani yang tengah menyelimuti Gara spontan menghadap ke sumber suara.

"Wuah ini menantu ku yang menelfon tadi! " Wanita itu langsung memeluk Fani dengan sayang.

"Ah maaf tante....? " Fani tidak tahu nama wanita didepannya ini.

"Aduh sayang panggil aku tante Mey dan dia Om Deni. "

"Ia tante Mey, maaf merepotkan kalian."

"Hohoho tidak apa, aku dan suamiku senang bisa datang ke rumah ini lagi. "

"Sayang, nanti saja mengobrolnya. Lebih baik aku periksa Gara lebih dulu." Deni menginterupsi istrinya yang bawelnya kebangetan.

"Hahaha baik-baik sayangku. " Mey menuntun Fani menjauh dari Gara, agar suaminya bisa memeriksa Gara.

"Sayang, bisa kamu periksa Fani sekalian. " Deni mengeluarkan suaranya sembari menatap istrinya dengan isyrat.

"Menantu, apa ada kamar lain? "

"Ada tante, silahkan ikut saya ke sebelah. " Fani berjalan lebih dulu diikuti Mey dan Enrika.

Setibanya di kamar, Mey segera membaringkan Fani dan memeriksanya sebagaimana ia memeriksa wanita hamil saat jam prakteknya di rumah sakit.

Mey memberi beberapa pertanyaan yang lumrah ditanyakan bagi ibu hamil, Fani menjawab sesuai yang ia rasakan dan alami tanpa kecurigaan.

"Apa tante spesialis kandungan? " Enrika bertanya spontan setelah memperhatikan Mey memeriksa Fani.

"Ah ia sayang benar sekali, kamu orang yang sangat peka ya. " Mey tersenyum hangat menjawab pertanyaan Enrika.

"Sudah minggu keberapa? " Tanya Enrika antusias.

"Menjelang minggu ke lima, hohoho supaya lebih valid alangkah baiknya Fani ke tempat praktekku besok pagi. "

"Baik-baik, saya akan mengantarnya besok. "

Fani hanya menyimak dan menunggu apa akan kembali di periksa atau tidak.

"Bangunlah sayang, kita kembali ke kamar sebelah. Kamu ingin melihat keadaan Gara bukan? "

Mereka bertiga pun kembali menemui Gara yang terlihat sedikit pucat dan lesu dari biasanya.

"Bagaimana keadaan Gara Om? " Tanya Fani yang sudah berdiri di samping Deni.

"Biar aku yang mewakilimu sayang. " Mey mengapit lengan Deni penuh permohonan.

"Baiklah."

"Jadi begini.... " Semua serius mendengarkan termasuk Gara.

"Dari semua gejala-gejala yang terlihat, menurut pengalaman selama menjadi dokter kandungan. Gara sedang mengalami masa mengidam, dengan kata lain dia sedang hamil. " Mey menjelaskan dengan sangat serius.

"Aku hamil?! " Gara langsung terduduk dari berbaringnya.

"Apa! Siapa yang melakukannya?! " Rey nampak shock dan sudah siap memukul Gara. Tangannya sudah mencengkram kuat kaus milik Gara.

"Lepaskan, nanti bayiku kenapa-napa. " Gara protes dan berusaha menjauhkan Rey darinya.

"Brengsek! Siapa yang menghamili mu?! Kau sudah bosan hidup hah?! Tinggalkan Fani! Dasar bajingan! " Rey melepaskan tinjunya ke wajah Gara.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang