Bijaklah dalam memilih bacaan, baik buruknya hanya pribadi masing-masing yang mampu menyaring.
Ambil yang positif, perbakin yang negatif heheSalam hangat dari penulis
Selamat membaca ^_^*****
Krukkk....
Suara perut Fani spontan menghentikan kesibukan Gara.
"Ga.... " Cicit Fani di saat Gara tiba-tiba kaku di hadapan wajahnya.
"Kita lanjutkan setelah kamu makan, tapi tunggu adeknya bobok dulu. " Ucap Gara tenang sambil berbaring di samping Fani.
"Hah! Adek, Adek siapa? " Pertanyaan spontan Fani langsung dihadiahi tatapan tajam dari Gara.
Istrinya ini benar-benar polos atau bego sih?!
"Adek beruang! langsung tidur gara-gara pertanyaan kamu. " Gara langsung bangkit dan membopong Fani kembali ke lantai bawah.
Setibanya di dapur, Gara langsung mendudukkan Fani di atas meja makan dan berkata.
"Mau makan apa? Biar aku masakin, pasti bibi sudah tidur sekarang. "
Fani langsung melompat dari atas meja kemudian menghampiri Gara.
"Biar aku yang masak, kau tunggu saja di meja makan. " Fani mengambil apron yang baru saja Gara pasang di tubuhnya.
Gara menurut dan duduk manis di bangku meja makan yang baru saja di tariknya. Tak lama kemudian Gara bangkit dan menghampiri Fani yang baru saja membuka kulkas.
"Masak yang simpel aja yah, " Gara memeluk Fani dari belakang.
Awalnya Fani shok kemudian berusaha bersikap biasa saja. Baru kali ini Gara seperti itu. Biasanya kalau Fani bertindak manja seperti itu maka ada maksud tersembunyi di baliknya atau Fani menginginkan sesuatu.
Apa Gara juga demikian? Tapi Gara berbeda namun tidak menuntut kemungkinan dia juga menginginkan suatu hal.
"Kalau begitu makan mie instan saja. " Usul Fani kemudian.
"Eh jangan, nanti kau cepat sekali lemas. " Komentar Gara cepat.
"Kan bisa makan lagi. " Cuek Fani kemudian berjalan ke arah kompor setelah mendapat dua bungkus mie instan.
Gara mengekori Fani tanpa melepas pelukannya.
"Gimana mau masak kalau kamu nepel gini kayak tokek. " Fani membalikkan badan menghadap Gara yang terlihat enggan menjauh.
"Jangan makan mie instan, buat nasi goreng aja ya. " Gara mengecup bibir Fani sekilas. Fani tiba-tiba kaku mendapat perlakuan manis seperti itu.
"Ehm.... " Fani berdehem sejenak kemudian berkata.
"Bukannya membuat nasi goreng itu lama? "
"Kalau begitu ambil nasi saja, aku akan membuatkanmu omelet. " Gara melepas apron Fani kemudian dengan cekatan memakainya.
"Omelet? Apa itu? " Tanya Fani bingung.
"Telur dadar buatan Gara, itu namanya omelet. Sudah jangan banyak tanya! " Gara mendorong pinggang Fani agar menjauh darinya.
Fani hanya menurut membiarkan Gara melakukan apa maunya. Berdebat dengannya bukan pilihan bijak menurut Fani.
Setelah mengambil sepiring nasi, Fani kemudian duduk manis menunggu Gara selesai membuat telur dasarnya.
Tak lama kemudian Gara menghampiri Fani dengan sepiring omelet dan segelas air hangat.
"Loh untukku mana? " Komentar Gara setelah duduk di samping Fani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Women
Romance"Aku yang beruntung menikah dengannya atau dia yang beruntung menikah denganku?" --------------------Alfani "Wanita itu penghianat! " --------------------Anggara >>>>>>>>>>> Kebanyakan para gadis akan menolak jika di jodohkan. Lain halnya dengan...