Mobil Baru

1.3K 53 4
                                    

Alfani POV

Huaaa ini gak baik buat jantungku. Kenapa sih laki-laki yang menjadi suamiku suka nyebelin kemudian tiba-tiba romatis.

Aku... aku... aku benar-benar telah mencintainya namun aku tidak tahu bagaimana menyampaikan ini padanya. Setidaknya aku tidak akan berkhianat padanya. Karena raga dan hatiku adalah miliknya kini.

Namun insiden handuk melorot tadi pagi benar-benar membuatku kehilangan muka. Aku bahkan sangat malu untuk sekedar melihatnya. Rasanya aku ingin menceburkan diri dalam lumpur hisap agar tak terlihat lagi. 

"Ga itu Mama sama Papa di sana!" Seruku spontan sambil menepuk-nepuk lengan kiri Gara.

"Iaa iaa Honey. Ini baru mau putar balik." Ujar Gara tanpa beralih pandang dari jalanan.

Aku sontak menarik tanganku yang kadang lupa kontrol.

***

Setelah turun dari mobil. Aku langsung berlari menghampiri Mama dan Papa. Meninggalkan Gara dibalik jok kemudi. Aku sudah penuh sesak berlama-lama di samping Gara terlebih lagi saat insiden handuk melorot terlintas dalam benakku.

"Assalamualakum Mah.."

"Waalaikumussalam.." jawab mereka bersamaan.

Aku langsung menyalami Mama kemudi Papa setelah itu Papa merangkul bahuku. Akupun memeluk pinggangnya.
"Macet ya sayang?" Tanya Mama.

"Lumayan tapi karena ada kebo jadinya makin lama sampainya," celetuk Gara.

"Kebo?" Ujar Mama Papa hampir bersamaan.

"Iaa Mah. Pah. Kebo ireng,"

Dasar asem. Spontan aku langsung menginjak kaki Gara yang kebetulan tak jauh jadi jangkauanku.

"Aww.." ringisnya.

"Kenapa? " kali ini Papa yang angkat suara.

"Keinjak kebo," jawab Gara sambil memandangku.

Sontak aku langsung menunduk menghindari kontak mata dengannya. Arkh ini benar-benar buruk untuk jantung dan otakku.

"Ouh tuan putri. Tadi Mama udah piliin kamu mobil kita liat yuk?" Ujar Papa sambil menepuk bahuku.

"Go..." jawabku senagat 45.

Dengan begini. Kalimat yang dilontarkan Gara, akan terabaikan. Hihihi

Aku dan Papa berjalan mendahului Mama dan Gara. Samar-samar Gara tengah merengek yang entah apa itu. Aku tidak ambil pusing. Lagi pula itu pasti hal sepele dan kekanakan Gara.

"Nah.. ini pilihan Mama." Ujar Papa menumtunku ke sebuah mobil hitam mirip mobil sport yang mereknya entah apa.

Aku yakin ini mobil mahal sebab gak Familiar dan tak pernah kutemui dijalanan.

"Gimana? Tuan Putri suka gak?" Tanya Papa kemudian.

"Harus ini ya Pah?" Tanyaku ragu-ragu.

"Kalau tuan putri gak suka. Kita bisa cari yang lain."

Aku cemberut kemudian menggelengkan kepala.

"Bagaimana dengan yang ini?. Papa sih awalnya milih ini." Ujar Papa sambil  berdiri di hadapan mobil putih idamanku.
"Fani juga suka Pah!" Jawabku sambil memeluk lengan Papa.

"Yaa sudah kita coba yang ini," kata Papa.

Setelah itu mas-mas yang sedari tadi mengikuti menyerahkan dua anak kunci kepada Papa.

"Tuan putri bisa bawa mobil kan?" Tanya Papa sambil menyerahkan kunci itu padaku.

"Bisa sih Pah tapi masih takut nyenggol mobil orang." Jawabku sambil unjuk gigi.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang