Membujuk

871 27 0
                                    

"Apa kau yakin suamimu tidak ingin mengerjaiku? " Protes Rey kesekian kalinya karena Fani tidak berhenti memintanya menangkap burung merpati.

Flashback

"Kak Rey kemana kak? " Tanya Fani saat hanya menjumpai Enrika di kamar.

"Ke belakang, katanya mau lihat binatang aneh apalagi yang kau koleksi. " Enrika menggulung senyum mengingat cara Rey mengatakan hal itu padanya.

"Oh okay, " Fani langsung meninggalkan Enrika begitu saja menuju pekarangan belakang rumahnya.

"Kak Reyyyy......... " Panggil Fani seperti memanggil anak kecil untuk bermain.

"Apa? " Rey bertanya jutek sambil mengembalikan anak burung macaw yang diambilnya tadi.

"Hehehe temenin cari merpati. " Fani menyatakan kedua tangannya kemudian menganyunkannya ke kanan dan kiri.

"Buat apa? Udah punya burung seharga Pajero gini masih mau cari burung murahan seperti itu. "

"Ih gak boleh membandingkan harga, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. " Fani menghentakkan kedua tangannya.

"Mau kau pelihara juga? "

"Gak kok, cuma mau di goreng! "

"Serius?! " Rey langsung melotot heran.

"Banget! "

"Dasar! Aku nanya serius. " Rey menarik jilbab Fani hingga melorot sebagian.

"Ih orang serius! " Feni membenarkan jilbabnya setelah mengacak-acak rambut Rey.

"Sumpah Demi apa kau mengidam?! Sampai ingin makan merpati? " Rey menatap serius Fani sambil memegang kedua bahunya.

"Enggak kok, Gara yang mau! " Fani menggelengkan kepala jujur.

"Ogah! Harusnya suami mu itu yang pergi kenapa malah aku yang kau ajak bodoh. " Rey mendorong jidat Fani hingga terhuyung kebelakang.

"Ih orang Gara yang minta kak Rey yang menangkap merpati-nya. "

"Tidak mau! "

"Iss ayolah kak Rey, aku sudah janji. " Fani menarik-narik lengan Rey.

"Aku capek Fa, " Rey terlihat sangat enggan untuk pergi.

"Aku mohon, kali ini saja. Plisss.... " Fani mengedipkan matanya seperti orang kelilipan.

"Kau seperti orang cacingan! " Sinis Rey.

"Kak Rey cacingnya! " Fani bersungut kesal.

"Apa kau yakin suamimu tidak ingin mengerjaiku? " Protes Rey kesekian kalinya karena Fani tidak berhenti memintanya menangkap burung merpati.

Flashback off

"Ihhh kak Rey aku serius! " Fani sudah sangat kesal karena Rey kembali menolak.

"Aku berius-rius. " Rey menatap Fani dengan melotot lucu.

"Yasudah! " Fani langsung pergi setelah menghempaskan tangan Rey dengan kasar.

"Arkh sial, kalau begini aku yang harus membujuknya. " Umpat Rey kesal sepeninggal Fani.

Rey sangat hafal dengan kebiasaan dan keanehan Fani yang cukup beragam. Jika seperti tadi maka wanita itu pasti akan mendiaminya berhari-hari sampai Rey pusing sendiri karenanya.

Buru-buru Rey menyusul Fani yang terlihat selonjoran di sofa ruang keluarga. Dengan bertopang satu tangan di sandaran sofa, Rey langsung melompat dan duduk manis di samping Fani.

"Hey! " Sapa Rey kelewat ramah.

".................. " Fani hanya membuang muka.

"Ayolah, kita hanya akan menangkap merpati kan? " Rey menoel-noel lengan atas Fani.

"Ish apa sih! " Fani menyapu bersih lengannya seolah Rey adalah benda yang sangat kotor.

Rey langsung merangkul Fani kemudian menarik hidungnya dan berkata.

"Bagaimana kalau kita menangkap 10 merpati, sepasang untuk-mu pelihara?"

"Serius?" Fani bertanya lirih sambil memeluk kedua lututnya.

"Iaa tapi kita pergi bersama, bagaimana? " Rey berdiri dihadapan Fani dengan mengulurkan tangan, bermaksud membantu Fani untuk bangkit dari sofa.

Bukannya menerima bantuan Rey. Fani malah mengapit lengan Rey dan kembali berlari dengan semangat.

"Ayo kak Rey cepat! "

"Pelan-pelan, nanti jatuh. " Rey menarik kerah baju dan jilbab Fani kemudian mengangkatnya seperti anak kucing. Hal itu membuat Fani sulit bergerak.

"Kalian sedang apa? " Terdengar suara Gara yang menghampiri mereka.

******

Mohon maaf yang sebesar-besarnya karena baru kembali melanjutkan cerita, penulis mengalami kendala kehabisan kuota wkwkwk.

Part kali ini pun pendek namun harapan penulis tetap semoga terhibur.

Salam hangat ^_^

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang