Setelah kembali dari laut💜
_______Aku berlari menaiki tangga, mengambil tiga dan empat langkah sekaligus. Botol minuman keras berguling-guling di sana-sini, dan gelas-gelas serta piring berserakan di lantai. Ayah duduk di salah satu sudut dengan kepala tertunduk. Kakakku berkata itu bukan seperti yang aku pikirkan bahkan sebelum aku membuka mulut. "Suara Ayah agak keras, dan seseorang pasti menelepon polisi, mengira dia memukuli kita."
Kemudian petugas polisi muncul. Wanita dari lingkungan kami berkumpul di depan pintu kami mendecakkan lidah mereka dan pergi. Kakakku terus meminta maaf dan membungkuk kepada petugas polisi. "Tidak ada yang rusak dan tidak ada yang terluka." Aku tidak perlu merasa bersalah dengan situasi ini. Kebiasaan minum ayah sudah lama menjadi gosip di lingkungan sekitar, tapi aku melihat ke arah lain. Ayah sepertinya tertidur. Wajahnya memerah dan ditutupi dengan jenggot lebat seperti saat dia bekerja sebagai buruh harian di sebuah lokasi konstruksi. Dia memiliki lebih banyak uban dari sebelumnya. Aku bisa melihat bagian dalam mulutnya yang berair dan lidahnya.
Aku biasa membunuh Ayah dalam mimpiku. Suatu kali, aku hampir menusuknya di dunia nyata. Mungkin itu dimulai dari titik itu. Aku mulai bersimpati padanya. Aku benci diriku sendiri karena bersimpati padanya. Bisakah orang itu disebut orang tua? Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi itu.
Seseorang menepuk pundakku dan aku menoleh ke belakang untuk menemukan wajah yang kukenal. Dia adalah seorang petugas polisi yang telah dikirim ke rumah ku beberapa kali. Aku juga pernah melihatnya di kantor polisi beberapa kali ketika aku dipanggil untuk grafiti ku. Aku hanya menundukkan kepala. Itu adalah isyarat untuk mengatakan "Saya minta maaf." karena membuat mereka terburu-buru ke sini tanpa hasil, tapi aku juga tidak yakin raut wajahku. "Tetangga mu pasti sangat mengkhawatirkan kalian berdua. Wanita yang melaporkan kejadian ini tidak terdengar kesal sama sekali dan meminta kami berulang kali untuk datang dengan cepat sebelum seseorang terluka. Pastikan untuk menemukannya dan berterima kasih padanya nanti." Aku bertanya apakah suara wanita itu rendah dan serak. Dia tidak bisa mengingat dengan tepat tetapi bisa saja. Kakakku, yang sedang berbicara dengan petugas polisi lainnya, menoleh untuk melihat ku.
"Apakah kakak tetap berhubungan dengan ibu", tanyaku setelah semua orang pergi. Dia sedang membersihkan botol dan piring yang berserakan di lantai, dan aku duduk bersandar di dinding. Ayah masih tertidur dalam posisi tidak nyaman itu. Matahari telah terbenam, dan jendela panjang di atas kepala Ayah gelap gulita.
Kakaku bangkit dan duduk di meja makan. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi kesunyiannya lebih dari menjawab pertanyaanku. Aku menanyakan alamat dan nomor telepon Ibu. "Aku tidak tahu nomor teleponnya. Aku hanya tahu bahwa dia tinggal di apartemen sewaan di Buk-gu, Munhyeon. Taehyung, kenapa kamu ingin menghubunginya?" Dia bertanya. "Untuk bertanya padanya. Apa yang dia pikirkan. Kenapa dia pergi. Kenapa dia muncul lagi." Kakakku duduk di sebelah ku. "Taehyung, ibu merindukanmu."
Aku mendengus dan berdiri. Dia jelas tidak menyadari betapa marahnya aku. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini kepada Ibu, tetapi aku tidak terlalu ingin tahu tentang jawabannya. Bagaimana itu akan membantu ku bahkan jika aku tahu mengapa dia pergi? Aku hanya ingin melepaskan kebencian ku yang membara. "Kenapa dia datang ke sini? Dia yang meninggalkan kita. Dan sekarang dia ingin berperan sebagai sosok ibu?"
Aku mulai berjalan ke utara, menuju ke arah Munhyeon. Aku ingin berjalan lebih cepat dari detak jantungku. Itulah satu-satunya cara bagiku untuk bisa bernapas. Sudah lewat tengah malam. Bus-bus berhenti beroperasi dan aku tidak punya uang untuk naik taksi. Jalan kaki adalah satu-satunya pilihan ku. Untuk sampai ke sana, aku harus menyeberang rel kereta api, jembatan dan melewati pusat kota. Aku mungkin bisa sampai di sana sebelum matahari terbit. Aku merasakan langkah kaki seseorang di belakang ketika aku sedang melintasi rel kereta api. Jungkook mengikuti ku. Aku benar-benar lupa bahwa Jungkook bersamaku ketika aku berlari ke rumahku saat melihat mobil patroli di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 1 [Terjemahan Indonesia] ✔
Fanfiction[COMPLETED] Terjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 1 (花樣年華 The Notes 1)