Arah dimana matahari terbit💜
_______Aku keluar dari toko serba ada setelah menyelesaikan pekerjaanku. Aku biasanya mengeluarkan ponselku, tetapi tidak ada panggilan atau pesan yang tidak terjawab. Saat itu matahari terbenam, dan jalanan penuh dengan orang yang sibuk lewat. Aku memasukkan kedua tangan ke dalam saku dan terus berjalan. Angin kencang menyapu jalan. Aku mulai berkeringat setelah mengambil beberapa langkah. Berapa lama lagi musim panas ini akan berlangsung? Aku menendang tanah, frustrasi.
Aku terus berjalan dengan kepala menunduk dan berhenti di depan dinding yang tidak asing. Itu adalah dinding tempat perempuan itu menggambar grafiti pertamanya. Aku secara otomatis melihat sekeliling. Sejak malam itu ketika aku meninggalkannya di gang dan keluar sendirian di depan mobil patroli, aku tidak melihatnya di lingkunganku.
Aku menemukan tanda "X" besar menyemprot grafiti saat aku mencoba menemukan keberadaan perempuan itu. Apa maksudnya ini? Berbagai gambar tumpang tindih dengan grafiti "X". Bayangan perempuan itu menertawakanku ketika aku mencoba berbaring di rel kereta api dan kepalaku terbentur. Dan bagaimana dia membuatku bangkit kembali ketika aku membantunya melarikan diri dan jatuh. Bagaimana dia kehilangan kesabaran ketika aku mengambil rotinya dan memakannya. Betapa dia tampak murung setiap kali melewati studio foto dengan foto keluarga yang dipajang. Aku sudah memberitahunya saat kami menyemprot dinding berdampingan, "Jangan berpikiran kamu harus memikul beban sendirian. Bagikan dengan orang lain." "X" raksasa disemprotkan ke semua kenangan itu. Itu semua terjadi seperti kepalsuan. Bahwa itu semua kebohongan. Aku tidak pernah benar-benar melihat dinding ini sejak hari itu.
Aku akan berbalik saat aku menemukan kalimat pendek yang ditulis dengan karakter kecil di bawah "X" Bukan salahmu yang tergores di dinding. Perempuan itu. Aku tidak melihatnya menulis itu atau mengenali tulisan tangannya, tetapi aku hanya tahu. "Itu bukan salahmu." Perempuan itu.
Aku teringat hari ketika aku pergi mencari Ibu secara membabi buta. Aku terus bergerak dengan panik, dipenuhi dengan kebencian yang bergejolak, tapi pada akhirnya aku tidak bisa kemana-mana hari itu. Sambil berjalan pulang dengan tangan kosong, aku menoleh ke arah kota tempat ibu tinggal. Kota itu surut di bawah terang fajar di timur. Aku merasa ingin menangis. Sesuatu yang aku pegang erat-erat seperti terlepas melalui jari-jariku. Gumpalan perasaan keras tanpa suara hancur berantakan. Rasanya sedih dan merana, seolah-olah aku telah melepaskan sesuatu yang tidak boleh terlepas.
"Itu bukan salahmu." Kalimat tersebut mengingatkan ku pada apa yang aku rasakan saat itu. Aku mulai berjalan lagi. Aku melewati gang-gang sempit dan naik turun tanjakan yang tak terhitung jumlahnya. Akhirnya, rumahku, Magnolia Mansion, terlihat. Aku menaiki tangga. Saat aku berdiri di depan pintu, aku bisa mendengar nafas Ayah yang berat dan gemerincing gelas minuman keras. Aku berbalik, meletakkan tanganku di pagar pembatas, dan melihat keluar. Matahari sudah terbenam. Warna merah redupnya menghilang dari langit yang semakin gelap. "Itu bukan salahmu." Aku bergumam. Aku menarik napas dalam-dalam, berbalik, dan masuk ke rumahku.
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 1 [Terjemahan Indonesia] ✔
Fanfiction[COMPLETED] Terjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 1 (花樣年華 The Notes 1)