Akhir musim panas, awal kesendirian💜
_________Ibu Jimin berjalan melewati ruang gawat darurat menuju tempat tidur. Dia memeriksa label nama di kaki tempat tidur dan infus yang menjuntai di atasnya dan membuang helai rambut dari bahu Jimin. Dengan ragu aku berjalan ke arahnya dan membungkuk. Aku merasa aku harus mengatakan kepadanya mengapa Jimin bisa di ruang gawat darurat dan bagaimana ia mengalami kejang di halte bus. Ibu Jimin sepertinya menyadari aku ada disana duluan. Tapi dia segera memalingkan matanya setelah mengucapkan terima kasih dengan cepat tanpa menungguku untuk menjelaskan.
Tidak sampai para dokter dan perawat mulai memindahkan tempat tidurnya dan aku mengikutinya, ibu Jimin melirikku lagi. Dia mengucapkan terima kasih sekali lagi dan mendorong bahuku. Setelah dipikir-fikir, dia tidak benar-benar mendorongku. Dia hanya meletakkan tangannya di pundakku dan dengan cepat melepasnya. Pada saat yang singkat itu, sebuah garis terhubung diantara kami. Garis itu tegas dan kuat. Dingin dan tak terhapuskan. Aku tidak akan pernah bisa melewati batas itu. Aku tinggal di panti asuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Aku bisa mengenali garis-garis seperti itu dengan seluruh indraku, melihat mata orang, dan merasakan atmosfernya.
Aku melangkah mundur dengan bingung dan jatuh ke belakang. Ibu Jimin hanya menatapku kosong. Dia kecil dan cantik, tapi bayangannya besar dan dingin. Bayangan besar itu menyelimutiku ketika aku terbaring di lantai ruang gawat darurat. Ketika aku melihat ke atas, tempat tidur Jimin sudah tidak ada.
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 1 [Terjemahan Indonesia] ✔
Fanfiction[COMPLETED] Terjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 1 (花樣年華 The Notes 1)