Semuanya berawal dari sini💜
_______Matahari masih sangat terik saat kami tiba di stasiun kereta dekat tepi laut. Bayangan kami hampir tidak terlihat, melayang di sekitar kaki kami. Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari matahari. Kupikir aku mendengar deru ombak, dan tak lama kemudian hamparan pantai berpasir yang indah terbentang di depan mata kami. Hari itu adalah awal musim panas. Para pelancong sudah bertengger di bawah payung. Sesuatu tentang laut yang membuatku merasa tenang. Taehyung dan Hoseok berteriak kegirangan dan berlari ke depan. Ketika mereka memberi isyarat, Jimin dan SeokJin bergabung dengan mereka.
Mereka memanggilku."Jungkook!". Aku melambai ke arah mereka dan tersenyum senang. Atau, aku tersenyum untuk berpura-pura gembira. Aku masih takut mengungkapkan perasaanku dan beradaptasi dengan lingkungan yang asing. Seseorang pernah mengatakan kepadaku bahwa aku seperti anak yang pemalu dan terintimidasi. Sama dengan hari ini. Aku merasa agak tidak enak di hadapan yang lain, seakan-akan aku tidak pantas berada disana.
Tidak banyak yang bisa kami lakukan di pantai, tujuan mendadak kami. "Ayo balapan." Hoseok menyarankan dengan tiba-tiba dan berlari ke depan. Semua orang mengejarnya tapi dengan cepat menyerah. Terlalu panas. Namjoon membawa payung yang sobek, ia menemukannya di suatu tempat. Kami bertujuh berbaring di bawah payung. Sinar matahari melewati bayangan di payung, bintik bulat sinar matahari terus bergerak sedikit demi sedikit, dan kami menggeliat untuk menghindarinya.
"Apakah kalian ingin pergi melihat batu ini?". Hoseok mengangkat ponsel nya. Ada foto batu besar di pantai. "Kata mereka, jika kalian meneriakkan mimpimu menuju laut sambil berdiri diatas batu karang ini, itu akan menjadi kenyataan". Jimin mengambil ponselnya dan melihat foto itu. "Bukankah agak jauh? Setidaknya 3.5 km dari sini". Yoongi berguling. "Aku tidak akan pergi. Aku tidak punya mimpi untuk ke tempat itu. Bahkan jika aku punya mimpi, aku tidak akan berjalan 3,5 km di cuaca yang panas seperti ini... tidak mungkin". Taehyung bangkit berdiri."Aku akan pergi."
Kami mulai berjalan dibawah payung yang sobek. Pantai berpasir terbakar dibawah terik matahari, dan udaranya begitu panas sehingga kami hampir tidak bisa bernapas. Kami berbaris di pantai seperti berserakan, dengan kaki kami tenggelam ke dalam pasir yang panas. Hoseok berusaha membuat lelucon, tapi tidak ada yang menjawab. Taehyung jatuh ke tanah dan menyatakan dia menyerah. Namjoon mengangkatnya lagi dan mendorongnya dari belakang. Semua wajah kami merah menyala dan meneteskan keringat. Kami mencoba mengipasi diri kami sendiri dengan ujung kaus kami, tapi itu hanya membuat kami makin kepanasan. Meskipun begitu, kami terus bergerak maju.
Beberapa waktu sebelumnya, aku bertanya pada yang lain apa impian mereka. Seokjin berkata dia bermimpi menjadi anak yang baik. Yoongi mengatakan tidak masalah untuk tidak punya mimpi. Hoseok hanya ingin bahagia. dan Namjoon. Apa yang dia katakan pada kita? Aku tidak begitu ingat, tapi tidak begitu istimewa. Pada dasarnya, tidak ada dari kita yang memiliki mimpi untuk dikejar. Jadi, mengapa kita berjalan di sepanjang pantai yang panas ini dibawah terik matahari untuk mencapai 3,5 km jauhnya, yang konon katanya bisa membuat mimpi menjadi kenyataan?
Sepanjang jalan, kami membuang payung yang dipegang Namjoon, Hoseok, dan Seokjin. Itu menghalangi sinar matahari, tapi terlalu berat untuk dipegang. "Berhenti melakukan itu" . Itulah yang dikatakan Yoongi kepadaku saat kami beristirahat sejenak setelah membuang payung. Awalnya, aku bingung. Sebenarnya, aku jarang berbicara dengan Yoongi dan bahkan tidak menyadari bahwa dia berbicara kepadaku. Yoongi menunjukkan jari-jarinya padaku."Itu akan menjadi seperti milikku ini". Dia juga memiliki kutikula mentah karena menggigit kukunya. Aku ragu-ragu memasukkan tanganku ke dalam saku. Aku tidak menjawab karena aku tidak tahu harus berkata apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 1 [Terjemahan Indonesia] ✔
Fanfiction[COMPLETED] Terjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 1 (花樣年華 The Notes 1)