Tiga hari berlalu setelah Hoseok dipulangkan dari rumah sakit. Aku tidak ingin mengucapkan selamat tinggal, jadi aku mengikutinya diam-diam. Sementara aku terus bersembunyi dan membuntuti di belakangnya, Hoseok berjalan menyusuri lorong panjang menuju pintu. Dia dengan acuh tak acuh melewati garis dekat pintu darurat, tempat aku selalu berhenti. Aku mengawasinya dari belakang. Tanpa disadari, aku berhenti disana. Aku bisa mengambil setidaknya lima langkah lagi untuk sampai pintu, tapi aku hanya berdiri disana.
Hoseok perlahan mengulurkan tangan dan dengan lembut mendorong pintu terbuka. sinar matahari menyilaukan masuk melalui pintu terbuka bersama dengan udara luar. Baunya sedikit menyengat tapi terasa menyegarkan pada saat bersamaan. Pemandangan disisi lain pintu menyapu ku. Ketika Hoseok melangkah keluar, pintu mulai menutup. Aku bisa meluncur jika berlari sekarang. Aku melihat ke lantai. Ada garis batas, yang tidak terlihat oleh siapa pun kecuali aku, masih ada di sana.
Aku berbalik. atau, aku berbalik ketika seseorang lewat, dan mendorong bahuku dengan keras. Aku jatuh ke lantai. Aku mengangkat kepalaku, masih terbaring dilantai. Aku telah melewati batas. Si idiot berlari melewatiku, menuju pintu. Dia adalah orang yang mendorongku. Dia terus mendorong orang lain dalam jalanannya. Dia tidak memperhatikan mereka. Saat dia mendorong pintu sekuat yang dia bisa, sinar matahari masuk lagi. Dia berlari ke luar. Seorang perawat mengejarnya, tapi dia lebih cepat. Pintu mulai menutup lagi. Aku melompat berdiri. Satu langkah diatas garisku. Aku mengambil satu langkah lagi. Hanya ada tiga langkah lagi untuk sampai ke pintu. Tapi aku mencari-cari lagi, dan menyadari batasku.
Ada orang asing yang sudah menempati tempat tidur Hoseok. Aku menutup mataku tapi tidak bisa tidur. Mau tak mau aku memikirkan apa yang dikatakannya sebelum dia keluar. "Jimin, ayo keluar dari sini." Dia memakai ekspresi rumit yang belum pernah kulihat sebelumnya. Dia belum pernah terlihat atau terdengar seperti itu sebelumnya. Aku hanya berdiri disana tampak ragu-ragu, tidak tahu bagaimana harus merespon. Ada satu alasan lagi mengapa aku tidak bisa berhenti memikirkan kata-katanya. Ada insiden yang terjadi tepat sebelum itu.
Aku sedang menunggu lift dilantai dua tempatku menjalani terapi fisik. Aku tersandung saat berkelahi dengan si idiot, dan pergelangan tanganku terluka dan tidak sembuh dengan baik. Aku mulai tidak sabar ketika Hoseok semakin dekat, tapi lift macet dilantai sembilan. Aku pikir aku mendengar seseorang memanggil nama ku tepat saat aku berpikir untuk naik tangga. Seseorang itu sedang berdiri di depan pintu darurat di ujung lorong. Aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang terkena sinar matahari dari jendela. Ketika aku mengambil langkah ke depan, orang itu tiba-tiba berlari melalui pintu darurat. Raut muka orang itu segera terlihat, tapi aku masih tidak bisa mengenali siapa orang itu. Siapa itu? Aku berjalan menuju tangga darurat, dan merasa aneh.
Ketika aku membuka pintu keluar darurat dan memasukkan kepalaku, seseorang lewat dengan cepat. Secara naluriah aku menarik kepalaku. Kami hampir bertabrakan. "Bu!" mendengar tangisan putus asa, aku memasukkan kepalaku kembali. Itu Hoseok, dengan panik melompat menuruni tangga. Dan ada seorang wanita berdiri di kaki tangga. Ada apa ini? Aku melangkah ke bawah. Hoseok kehilangan pijakan tepat pada saat itu. Aku melesat maju dan mengulurkan tangan tanpa berpikir dan menangkapnya. Hoseok goyah saat aku tiba-tiba menahannya, dan aku nyaris tidak berhasil menjaga keseimbanganku.
Dia tidak mengatakan apa-apa sampai kami naik kembali ke tangga dan melangkah ke lorong lantai lima. Dia tetap diam saat kami berjalan ke kamar rumah sakit. Lalu, dia tiba-tiba berhenti dan menatapku. "Jimin, ayo keluar dari sini." Aku tidak bisa menjawab. Dia memberitahuku dengan tegas. "Aku akan kembali untukmu." Aku menjawab, "Aku akan kembali ke bangsal psikiatris dalam beberapa hari."
Tiga hari berlalu. Aku harus kembali ke bangsal psikiatris pada hari berikutnya. Aku merapikan barang-barangku dan berbaring. Aku membolak balik posisi tidurku sebentar dan segera tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYYH The Notes 1 [Terjemahan Indonesia] ✔
Fanfiction[COMPLETED] Terjemahan bahasa indonesia dari buku HYYH The Notes 1 (花樣年華 The Notes 1)