Sepakat

11.9K 1.7K 212
                                    

Bugh.

"Papaaaaa." / "Chaaaaan." / "Hyuuuuck." Tiga teriakan histeris langsung terdengar saat Johnny melayangkan tinjunya ke wajah Jaehyun. Satu adalah Haechan yang berusaha menghampiri ayah dan ayah kekasihnya dengan susah payah karena perut besarnya. Dua lainnya adalah Ten dan Mark yang sama terburunya mengiringi langkah susah payah Haechan, takut pria itu justru terjatuh karena setengah berlari. Ten yang lebih dulu menggapai Haechan, langsung menarik anaknya yang menggerutu tidak terima.

"Duduk dulu duduk dulu." Seru Ten membalas gerutuan anaknya, mengajak Haechan dan perut besarnya untuk duduk diam, membiarkan Johnny menyambut tamunya. Memutuskan untuk membicarakan pernikahan kedua anak mereka, Johnny mengundang keluarga Jaehyun untuk datang mengunjungi mereka di Thailand dan membahasnya dalam acara makan malam bersama. Yang ternyata kedatangan Jaehyun langsung disambut satu bogem mentah oleh Johnny, membuat hampir semua yang melihat terkejut, tidak menyangka Johnny akan menumpahkan kekesalannya kepada ayah Mark.

"Sorry." Jaehyun menundukkan kepalanya sekilas. Mengabaikan pipinya yang terasa ngilu setelah satu pukulan dari sahabatnya, Jaehyun meminta maaf atas kelakuan putra sulungnya yang sempat membuat hubungan kedua keluarga mereka merenggang. Johnny mengibaskan tangannya sekilas, lalu mengajak Jaehyun dan Taeyong untuk duduk.

"It's okay." Jawabnya sekilas, mempersilakan Jaehyun menikmati hidangan yang sudah tersedia, sebelum mulai membicarakan rencana pernikahan Mark dan Haechan. "Kenapa sih?"

"Kasian Papi." Kalimat dari bibir mungil Haechan mengundang tawa Taeyong, membuatnya semakin mengerucutkan bibirnya kesal karena Johnny dan juga orangtua kekasihnya.

"Gapapa Chan, masih bisa makan kok." Balas Jaehyun, tersenyum menenangkan sosok di seberangnya yang masih sibuk berdebat dengan ayahnya. Menit-menit berikutnya berjalan dengan cepat, dengan Haechan mendengarkan saja semua keputusan kedua belah pihak. Pria itu justru sibuk memakan hampir apapun yang dihidangkan sang mama.

"Kenapa?" Bisik Hendery ke arah Haechan yang duduk di sampingnya, menampilkan ekspresi pucat kesakitan setelah porsi makannya yang ketiga. Yang lebih muda lalu menarik tangan sang kakak untuk mengelus perut bulatnya, sembari berusaha mengatur napasnya perlahan. Tidak menyadari ada satu sorot mata yang menatapnya lekat. Merasa bersalah karena tidak berada di dekat kekasihnya.

"Jauh dari papanya, jadi anaknya bertingkah." Hendery menahan dirinya dari menghela napas panjang dan ingin memukul kepala adiknya, mengingat kembali kondisi kehamilan sosok yang menggenggam tangannya semakin erat. Membuat kedua tangan mereka yang bertaut menjadi lembab karena keringat.

"Pacarmu tuh cuma semeter di depanmu, gak usah drama kamu."

"Ya tapi tetep jauh, dia juga lagi makan. Makanya aku minta Kak Dery, jangan berhenti dong ngusapinnya." Gerutunya sewot.

"Emang kamu pikir kakak lagi ngapain? Jualan iphone?" Balasnya saat adiknya menggunakan alasan bahwa kekasihnya sedang makan, untuk membuatnya mengusapi perut bulat berisi dua bayi milik adiknya. Suara perdebatan kakak beradik itu menarik perhatian Taeyong yang duduk di sebelah Mark. Pria itu lalu menyikut Mark dan mengarahkan dagunya kepada sepasang saudara di hadapan mereka.

"Haechan mau diusapin perutnya? Biar Mark pindah situ?" Ujar Taeyong menawarkan supaya anak sulungnya menggantikan posisi Hendery, yang langsung menampilkan ekspresi sumringah, karena adanya kemungkinan dirinya dibebastugaskan dari menenangkan bayi adiknya.

"Gak usah Mami, ada Kak Dery kok." Balas Haechan dengan senyum lebar, melunturkan senyum di wajah kakaknya. Ten tertawa melihat pertengkaran kedua putranya.

"Jadi minggu depan ya." Mark menganggukkan kepala, mengiyakan keputusan sang ayah.

"HAH APANYA?" seru Haechan kaget, tidak menyangka keputusan kedua keluarga sudah mendapatkan tanggal pernikahannya. Ten mencubit hidung anak bungsunya yang baru berteriak kaget.

"Makanya dengerin orang tua ngomong, bukannya malah ngobrol sendiri."

"Aku kan makan, laper mamaaaaaa." Protesnya tidak terima ketika diejek mamanya. Haechan akhirnya mengiyakan apapun keputusan mengenai pernikahannya kepada Ten dan Taeyong yang akan membantu Mark.

"Makaaaan terussss."

"Berisik, usapin lagi. Siapa yang ngebolehin berhenti? "

"Baik baginda."

***

Ini harusnya aku upload kemaren dari kemarennya, tapi baru sempet sekarang hshshshs

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang