Ribut

14.1K 2K 165
                                    

"KAKAAAAAAAKKK!" Teriakan heboh Haechan langsung menggema di seluruh ruangan begitu terdengar bunyi pintu yang dibua, diiringi langkah kaki kecilnya yang berlari ke arah pintu. Balita itu langsung mengerem larinya tepat di hadapan papanya yang bersama sosok seukurannya. Haechan lalu memamerkan senyum lebarnya menyambut anak laki-laki di samping papanya.

"Gak usah lari-lari mbul." Ujar Ten dari belakang anaknya, memperingatkan sosok mungil yang berlari begitu saja. Ten ikut tersenyum ke arah bocah yang berdiri canggung di samping suaminya.

"Haloooooo Kakak, aku Seo Donghyuck, tapi dipanggil Haechanie." Sosok yang disapa Haechan langsung mundur selangkah dan menyembunyikan diri di balik kaki Johnny.

"Gapapa Der, dia gak gigit kok. Cuma ngajak kenalan aja." Ten terbahak ketika ekspresi anaknya berubah kesal. Tangannya terlipat di depan dada, mencoba mengintimidasi ayahnya yang hanya mencibir kepada anaknya.

"Aku Hendery." Balasnya perlahan, tangannya terulur menyambut tangan Haechan yang mengajaknya bersalaman.

"Oke, halo Kak Dely." Sapaan Haechan langsung dipotong Johnny yang menggendong balita itu.

"Kamu habis ngapain kemarin?"

"Main kan? Kayak biasa aja Papa." Jawabnya tidak mengerti. Kesehariannya jika tidak sedang mengikuti kelas Joy, memang hanya diisi dengan bermain. Kadang Jaemin yang datang ke rumahnya, kadang Haechan yang akan berkunjung ke sana.

"Sama Mark?"

"Iya, main ke lumah kak Malk juga Pa. Besaaaal sekali." Tangan Haechan merentang untuk menggambarkan maksud ucapannya.

"Besok lagi gak usah pakai cium-cium ya mbul." Johnny mencubit gemas pipi anaknya.

"Papa juga suka cium Mama." Protesnya cepat. Johnny menepuk jidatnya, menyesali kebiasannya mencium Ten di depan anaknya. Ten sendiri tidak ambil peduli dan justru mengajak Hendery untuk mengikutinya. Pria itu lalu menarik koper Hendery dan menggandeng tangan bocah itu.

"Harus panggil Mama gak?" Ten tersenyum menanggapi anak dari sepupu suaminya itu sebelum menjawabnya.

"Terserah kamu aja, panggil Mama boleh, panggil aunty juga gapapa kok."

"MAMAAAAA TOLONGIN HAECHANIEEEE, MAMAAAA." Hendery menengok khawatir ke arah belakangnya, mendapati pria tinggi yang kemarin menjemputnya sedang menggigiti pipi balita di gendongannya.

"Gapapa, biarin aja. Udah biasa kayak gitu. Kamu capek gak? Mau mandi atau makan atau tidur?"

"Papaaaa tulun. Haechanie mau kenalin Kak Dely ke teman Haechanie." Suara Haechan kembali mengganggu pertanyaan yang sedang diajukan kepada Hendery.

"Siapa? Kak Mark?"

"Boleh? Antel ya Pa?" Tanya Haechan dengan mata berbinar ke arah Johnny, yang langsung mendengus kesal.

"Tentu aja enggak boleh dong." Jawabnya sambil memasang senyum palsu.

"Oke oke. Belcanda Papa. Main sama Ujin dan Jaeminie kok. MAMAAAAAANYA." Ten merotasikan bola matanya malas dan memilih meninggalkan pasangan ayah dan anak yang masih berdebat, dan mengajak Hendery untuk masuk ke dalam kamarnya.

***

Ide buat cerita tuh suka gak tau diri, entah lagi enak-enak mandi, atau naik motor pas jalan ke kantor.

Eh habis itu lupa wkwkwkkwkw


Btw, sekali-sekali pengen buka sesi QnA ahhh. Kalian mau nanya apa gitu gak ke aku? Hshshshs

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang