Pulang

46.9K 5.3K 193
                                    

"Yang?" Ten menoleh mendengar panggilan dari pria yang sudah setengah jam memeluk tubuhnya. Bahkan kepalanya sudah terbenam di lehernya, membuatnya merasa kebas karena pria jangkung di pelukannya itu melarangnya banyak bergerak. Terlalu nyaman dengan posisi mereka.

"Apa? Ish tangannya!" hardiknya galak saat merasa ada tangan bergerilya di tubuh bagian belakangnya. Awalnya di punggung, kemudian berpindah perlahan ke pantatnya, menghasilkan geli yang menjalar di seluruh tubuh mungilnya.

"I miss you."

"Ini udah ketemu John." balasnya jengah, merasa lelah menghadapi pria yang masih saja merengek. Entah mengeluh rindu, entah memuji dirinya yang wangi. Atau hanya sekedar mengecupi puncak kepalanya tanpa berkata apapun

"Kamu gak mau sesuatu?" Tanyanya, suaranya terdengar teredam. Pertanyannya masih dibarengi dengan elusan di pinggang yang lebih muda.

"Sesuatu apa?"

"Makanan apa gitu? Emang Kakak gak laper?"

"Kakak siapa?" Ten semakin bingung dengan pertanyaan Johnny. Menangkup kedua pipi pria yang masih setia mengendusi lehernya, Ten memaksa Johnny untuk mendongak ke arahnya.

"Kakak ini." Johnny mengelus perut Ten, sebagai balasannya. Berdecak kesal, Ten lalu menjewer telinga pria di hadapannya, membuat Johnny berteriak kesakitan dan terpaksa menatap mata yang sudah mendelik galak ke arahnya.

"Kakak Kakak. Enak aja. Pulang sana kamu. Ketauan Papa ntar." usirnya sambil mendudukkan tubuhnya, memaksa Johnny ikut duduk. Yang lebih tua terpaksa mengikuti gerak tubuh yang lebih muda. Membiarkan Ten membereskan barang bawaannta untuk dibawa pulang. Seminggu menjelang pernikahan mereka, Johnny justru mencuri-curi kesempatan untuk tetap bertemu kekasihnya, bahkan kadang Johnny akan menginap di tempat kekasihnya tinggal. Padahal mereka sudah sengaja dipisahkan, dengan Ten diungsikan di sebuah apartemen milik pamannya.

"Mamanya marah-marah mulu nih Kak. Papa malah diusir." adunya menirukan suara anak kecil. Membuat Ten kesulitan mempertahankan ekspresi galaknya di hadapan sang kekasih. Kekasihnya itu menggemaskan sekali berpura-pura bertingkah seperti seorang ayah.

"PULANG!"

"Five more minutes?"

"NO!"

"Oke." Johnny menundukkan badannya sehingga kepalanya menjadi sejajar dengan perut Ten, lalu mengelusnya perlahan sambil berbisik. "Kakak jagain Mama ya. Papa pulang dulu."

Ten menggebuk punggung kekasihnya menggunakan bantal yang dipegangnya. Murka dengan kalimat yang keluar dari mulut pria tinggi itu.

"Iya, ini pulang. Galak banget sih." gerutunya sambil berjalan keluar dari apartemen kekasihnya. Tidak lupa berbalik sejenak untuk menyematkan sebuah kecupan ringan di dahi yang lebih muda sebagai ucapan selamat tidur.

***

Slowburn sampe ada Haechan-nya :3

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang