Work

25.5K 3.3K 33
                                    

"Selamat siang!" Ten mendorong pintu kaca studio, membawa dirinya masuk hanya untuk disambut teriakan heboh anak-anak yang melihatnya. Suara mereka tumpang tindih hingga Ten tidak bisa mendengar dengan jelas kalimat-kalimat mereka. "Kak Ten gak bisa denger. Satu-satu dong."

"Kangeeeen sama Kak Ten." teriak seorang anak yang menyambutnya dengan memeluk kakinya. Meluapkan rindunya setelah ditinggal selama berhari-hari oleh Ten yang sibuk dengan pernikahan dan bulan madunya. Ten lalu menaikkan alisnya mendengar kalimat rengekan lain.

"Capek banget gak ada Kak Ten."

"Kak Seulgi galak banget Kaaaaakk" Ten tertawa mendengar kalimat terakhir, yang diiyakannya dalam hati. Bahkan meski sudah berpartner dengan gadis itu selama hampir 5 tahun, Ten masih merasa minder ketika berhadapan dengannya. Galak dan perfeksionis adalah kata paling tepat untuk menggambarkan gadis cantik itu. Yang akhirnya menjadikan gadis itu sebagai guru dance yang cukup ditakuti dan partner yang disegani, sehingga Seulgi biasanya memegang kelas dance untuk anak-anak yang sudah berusia di atas 16 tahun. Berbanding terbalik dengan dirinya yang lebih senang mengajar anak-anak usia sekolah dasar.

"Really?"

"Iyaaaaaaaaa." suara anak-anak kembali terdengar bersahutan menjawab pertanyaan pria yang langsung memutar musik. Erangan terdengar dari seluruh ruangan, meminta Ten untuk menunda dimulainya kelas mereka. Yang tentu saja tidak dituruti Ten dengan mudah, dan justru meminta anak-anak, yang rata-rata berusia 8 hingga 13 tahun itu untuk segera berdiri dan melakukan pemanasan sebelum mereka benar-benar berlatih.

"See, gerakan kalian makin luwes sejak dipegang Kak Seulgi. Cuma seminggu padahal. Besok lagi sama Kak Seulgi ya?" Ten menahan senyumnya saat menggodai anak-anak didiknya. Teriakan tidak setuju langsung menerpa pendengaran Ten. Menandai Soobin sebagai bocah yang berteriak paling lantang, tidak menyetujui ucapannya sedari tadi.

"NOOOOOO!"

"Ayo, mulai lagi." ajak Ten saat sebagian dari mereka mulai terlihat lebih baik, gurat kelelahan berkurang karena istirahat sepuluh menit yang diberikannya. Mengabaikan teriakan-teriakan tidak setuju dari sosok-sosok yang masih telentang di lantai ruang latihan mereka.

"Masih capek kak Teeeen."

"Yes, you too Wonho. Buruan berdiri, trus latihan. Bulan depan udah kompetisi. Cepet... Cepet."

***

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang