Jujur

11.1K 1.5K 89
                                    

"Seneng kamu?" Tanya Ten begitu melihat Haechan tiba di rumah dengan senyum lebar, mendatanginya yang masih menyiapkan makan malam untuk suami dan kedua anaknya.

"Iya dong, kan habis ketemu pacarnya." Lapornya dengan nada gembira, terutama karena bantuan mamanya sehingga dirinya bisa bertemu dengan sang kekasih.

"Bilang apa dulu?"

"Makasihhhhh Mama." Ten mendorong wajah anaknya yang sudah merentangkan tangan, bersiap untuk mencium dan memeluknya.

"Jangan lupa bilang ke papamu. Gak mungkin kamu sembunyi-sembunyi terus kayak gini kan?" Haechan mengerucutkan bibirnya karena kalimat mamanya yang menohoknya. Bungsu keluarga Seo itu masih ragu untuk memberitahu sang kepala keluarga, karena takut dengan reaksinya. Baru tahu ada sosok dengan nama mirip saja sudah sebegitunya. Apalagi kalau papanya itu tahu dirinya benar-benar menjalin kedekatan dengan pria itu.

"Ngomongin apa sih dari kemarin bisik-bisik mulu." Tanya Johnny yang baru bergabung, alisnya mengerut bingung melihat Ten dan Haechan yang berbisik. Tumben sekali anak bungsunya bisa berkomunikasi dengan mamanya dalam volume rendah. Ten lalu mengedipkan matanya ke arah Haechan.

"Aku mandi dulu." Haechan melarikan diri dari keharusan menjawab pertanyaan sang papa. Ten lalu menyuruh Johnny membantunya membawa beberapa makanannya yang sudah siap, ke meja makan.

"Tadi kerja kelompok di rumah siapa Chan?" Nafsu makan Haechan menurun drastis begitu mendengar pertanyaan sang ayah. Beruntung makanan di hadapannya sudah berkurang lebih dari separuh, membuatnya tidak merasa terlalu bersalah meninggalkan makanannya. Haechan menoleh ke arah Ten, yang mengangguk, memberinya kesempatan untuk menjelaskan semuanya kepada papanya.

"Rumah Jeno." Alis Johnny naik dengan segera begitu mendengar kalimat anak bungsunya.

"Jeno? Anaknya Oom Jaehyun?" Haechan mengangguk, matanya meneliti reaksi papanya yang tidak tertebak.

"Kamu ketemu Jeno apa ketemu Mark?"

"Dua-duanya. Kan mereka serumah Pa."

"Kamu tau kan Papa gak suka...."

"Papa yang aneh, kenapa sih Papa bisa gak suka sama Kak Mark?" Potongnya cepat, bahkan Ten terkejut dengan kalimat cepat yang keluar dari bibir anaknya.

"Papa cuma gak suka kamu bohong ke Papa."

"Emang kalau aku jujur, Papa bakal kasih aku ijin aku buat ketemu Kak Mark? Enggak kan?" Balasnya sengit karena ekspresi Johnny yang mulai terbaca olehnya. Sudah pasti pria tinggi itu tidak akan dengan mudahnya memberinya ijin untuk bertemu sang kekasih.

"Maksud Papa tuh... "

"Pa, aku tuh udah gede, Papa gak punya hak buat ngatur aku. Kak Dery juga." Haechan menolehkan kepalanya ke arah sang kakak yang terlihat sudah akan membalas kalimatnya. "Kalian gak berhak ngatur aku deket sama siapa."

"Fine. Whatever." Balas pria yang bahkan belum sempat mengeluarkan pendapatnya satu kata pun.

"Untuk yang ini, kamu kelewatan Chan. Mama gak pernah suka kamu motong omongan orang. Time out dua hari kamu." Haechan sudah akan membanting sendok di tangannya, ketika tatapan tajam mamanya membuatnya terpaksa mengurungkan niatnya. "Handphone kamu mama sita seminggu."

"That's unfair, Ma." Balasnya tidak terima. Tangan mamanya terulur ke arahnya, menengadah meminta barang yang disebutkannya tadi. Membuat Haechan akhirnya mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memberikannya kepada mamanya, sembari menggerutu kesal karena kehilangan alat komunikasinya dengan sang kekasih.

Baru juga seneng ketemu pacar, udah susah lagi aja.

***


Udah punya gambaran buat next chap, tapi besok gak bisa update karna mau kondangan *egein* :(

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang