Tanya

11.5K 1.6K 105
                                    

"Kamu udah sembuh?" Haechan mendongakkan kepalanya, balik menatap sosok yang bertanya kepadanya, dari cermin.

"Kalau belum, mana mungkin aku udah ada di sini?" Balas Haechan sewot. Jadi dari tadi sosok ini menunggu kesempatan untuk bisa bicara dengannya? Bahkan sampai harus menyusulnya ke toilet ketika jeda latihan mereka? Haechan memang sempat mendapati pria itu mencuri pandang ke arahnya beberapa kali di saat latihan mereka, terlihat ingin berbicara tetapi ragu.

"Kamu gak inget aku? Sama sekali?"

"Kamu orang yang aku tabrak kapan itu kan? Aku udah minta maaf padahal. Masih kurang?" Haechan memasang wajah datarnya saat menjawab pertanyaan pria di hadapannya.

"Itu iya. Tapi maksudku... "

"Salah orang. Kamu salah orang Kak." Potong Haechan cepat lalu bergegas meninggalkan pria yang masih mematung tidak percaya mendengar jawabannya. Sosok itu lalu ikut kembali ke ruang latihan, menyusul Haechan yang sudah lebih dulu berlari. Dan mendapati Haechan sedang berbicara dengan Ten dengan serius.

"Kan udah dibilang kalau ada tugas diselesaiin dulu." Omel Ten gemas, hingga terdengar ke seluruh ruangan. "Trus sekarang gimana?"

"Ya ini aku pulang duluan, udah minta jemput Kak Dery. Oke ya Ma?" Haechan mengecup sekilas pipi sang mama, menenangkan emosinya yang naik karena dipamiti oleh Haechan dengan alasan ada tugasnya yang belum diselesaikan. Padahal mereka masih harus berlatih sekali lagi. "Lagian gerakan mereka udah bagus, tinggal powernya aja diratain. Besok-besok juga aku udah gak perlu ke sini."

"Jangan bohong sama Mama, kamu ya." Mata Ten memicing ke arah anaknya, tidak percaya begitu saja dengan alasan yang diberikan anaknya yang sudah memamerkan senyum termanisnya.

"Ih, Haechan mau ke mana?" Suara Yangyang menginterupsi saat melihat Haechan sibuk membereskan barang bawaannya sembari berbicara dengan Ten, menyuarakan pertanyaan di kepala Mark yang hanya diam menatap Haechan.

"Aku harus pulang duluan, kalian sama Mama ya. Jangan sampe kena time out, oke?" Haechan mengacungkan kedua kepalan tangannya, memberi semangat kepada lima pria yang akan menjalani sisa latihan mereka hanya dengan Ten.

"Kak Ten itu mamamu?" Lucas bertanya, wajahnya menyorotkan ekspresi tidak percaya. Haechan terkekeh karena tidak ada yang percaya dengan kenyataan bahwa dia adalah anak dari Ten. Keempat pria di hadapannya sibuk menjelaskan alasan kenapa mereka tidak mengira kalau Haechan adalah anak dari pelatih mereka.

"Iya. Mama tuh udah tua tapi sukanya bergaya anak muda sih, jadi gak keliatan kan." Haechan tertawa main-main ketika tangan Ten mampir di kepalanya.

"Kurang ajar kamu."

"Bye Kak Lucas, Kak Jungwoo, Yangyang, bye Kak Dejun. Bye Kak Mark!" Tangan Haechan lalu melambai sebelum meninggalkan ruang latihan mereka, sapaan terahirnya terdengar pelan karena tatapan tajam oleh nama yang disebutnya.

Mama

I know you're lying.

Bayi 2

☺☺☺

Mama

Tell me the truth.

Ayo cepat.

Bayi 2

Kesimpulan dari mana sih itu Mamaaaaaa?

Mama

Kamu anak mama selama 16 tahun, ditambah setahun di perut Mama.

How dare you lying to me?

Bayi 2

Di rumahhhhh aja ceritanya.

Kak Dery ngamuk aku chatan mulu.

Hih :<

Mama

Oke.

Awas kamu berani bohong.

Time out sebulan.

Bayi 2

Iyaaaaaaaa ih.

Galak.

***

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang