Johnny oh Johnny!

Papa Bear

"You okay?" Ten lagi-lagi melontarkan pertanyaan penuh kekhawatirannya kepada sang suami. Sudah beberapa minggu berlalu sejak mereka menjenguk Taeyong dan bayinya, nyatanya kondisi Johnny tidak juga semakin membaik. Pria itu memang masih berangkat bekerja dengan baik, tetapi akan tiba di rumah dengan kondisi yang seolah-olah tenaganya terserap habis. Bahkan keberangkatannya bekerja harus dilalui dengan sedikit drama pelukan dari pria yang lebih muda.

"M'okay." jawabnya singkat dan berjalan meninggalkan Ten untuk membersihkan dirinya. Ten memutuskan menyiapkan pakaian ganti untuk Johnny dan menunggu pria itu selesai mandi.

"Kita ke dokter ya? Ini udah berapa lama kamu kayak gini." tawarnya lagi, tidak berusaha sedikitpun untuk menutupi rasa khawatirnya. Raut wajah Johnny tidak pucat, tapi Ten khawatir setengah mati, entah karena apa. Yang jelas Ten merasakan Johnny yang sedikit lesu.

"Gak perlu Babe. Peluk aja, nanti juga enakan." jawabnya pelan, membawa Ten ke dalam pelukannya, menyamankan kedua tubuh mereka di dalam selimut, saling berbagi kehangatan seperti malam-malam sebelumnya. Johnny menutup matanya saat menikmati usapan lembut di kepalanya.

"Kasian nih Kak, Papa Bear-nya sakit. Gak bisa jagain Mama deh jadinya. Apalagi jagain kamu ya." kalimat monolog Ten langsung menarik perhatian Johnny yang sudah hampir menutup matanya dan melotot tidak percaya ke arah pria yang terkekeh di hadapannya. Ten lalu mengarahkan tangan suaminya ke dalam kaos yang dikenakannya, membawanya mengelus perut ratanya.

"Beneran?" Johnny hampir berteriak kegirangan ketika Ten mengangguk-anggukkan kepalanya, sama antusiasnya dengan pria yang sudah tersenyum lebar.

"Beneran. Kan gak ada Winwin yang bisa diboongin." kekehan Ten membuat yang lebih tua ikut tertawa, lalu memeluknya erat. Sama-sama larut dalam tawa kebahagiaan.

"Oke. Besok kita ke dokter ya Mama Bear."

"Iya iya iya." jawab Ten di sela-sela ciuman Johnny di seluruh wajahnya.

***