Cepat

12.8K 1.7K 58
                                    

If you feel uncomfortable with this chapter, you could skip and wait for the next chapter.

Ten menepuk pundak suaminya yang sibuk melepas kancing memejanya dan langsung menarik kerahnya begitu pria itu menghadap ke arahnya, membawanya menunduk untuk berada sama dengan tingginya.

"Kena..." Kalimatnya langsung terpotong oleh ciuman yang dilakukan oleh Ten, terlihat tidak sabar. Tangannya juga buru-buru melepaskan kemeja yang dikenakan oleh suaminya. Sepanjang perjalanan pulang dari makan malam di luar setelah acara kelulusan anaknya, Ten memang menggodai Johnny dengan mengelusi paha pria itu. Membuat Johnny harus berkali-kali menepis tangan Ten karena masih ada kedua anaknya di ruangan yang sama dengan mereka. Johnny lalu menggendong Ten dan menjatuhkannya di ranjang dengan perlahan. Tangannya bahkan tidak perlu melucuti pakaian Ten karena pria itu sudah terlebih dulu melakukan semuanya. Johnny lalu balas mencium Ten dengan panas, membuat pria itu melenguh dalam-dalam

"John!" Desis Ten tertahan, kesal karena suaminya yang sedari tadi sibuk mengecupi dadanya. Jari pria itu turun dari bahu hingga ke perut secara perlahan, membuat perut Ten terasa mulas karena sensasi geli yang dirasakannya, juga tidak sabar dengan perlakuan Johnny yang dianggapnya terlalu lambat. Berbanding terbalik dengan Johnny, Ten lebih senang semuanya dilakukan dengan cepat.

"Good things take time, Babe." Balasnya, tersenyum miring sambil mendongak menatap pria yang sibuk meremat spreinya. Johnny lalu memasukkan dua jarinya ke dalam tubuh Ten, menggerakkannya dengan cepat hingga membuat pria yang lebih muda mendesah, mengeluarkan cairannya dengan cepat karena kenikmatan yang diberikan suaminya.

"Could I be on top, Daddy?" Goda Ten, mengedipkan mata kanannya, begitu Johnny mengeluarkan jarinya dan bersiap menggantikannya dengan miliknya.

"Sure." Johnny segera menempatkan dirinya tertidur telentang dan membiarkan Ten mengambil alih permainan mereka. Pria itu menikmati pemandangan Ten yang sedikit kesulitan memasukkan milik Johnny yang sudah mengeras ke dalam tubuhnya, sambil kedua tangannya bermain di puting Ten. Pria yang berada di atas mendesah lega begitu tubuhnya sudah terisi oleh milik Johnny. Ten lalu menghentak tubuhnya, membuatnya naik turun dengan tempo teratur, dengan satu jarinya digigit, mencoba tidak berteriak terlalu kencang karena kenikmatan yang sedang dirasakannya. Tangan Johnny lalu bergerak usil ke arah milik Ten yang mengacung tegak, menyentilnya perlahan.

"Dad...." Rengeknya perlahan karena tangan Johnny akhirnya menutupi miliknya, membuatnya tidak bisa mengeluarkan cairan kepuasannya. Johnny lalu membalik posisi mereka, menempatkan Ten untuk menungging di hadapannya. Pria itu lalu menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang lebih cepat, tangannya menahan kedua pinggang Ten untuk tetap bertahan pada posisinya. Membuat desahan Ten semakin intens, dan keluar dengan cepat. Pria itu langsung tertelungkup lelah begitu pengeluarannya yang kedua, masih terhentak dengan gerakan teratur dari pria di belakangnya. Hentakan Johnny berhenti tepat ketika semburan cairannya memenuhi lubang suaminya, membuat pria itu sedikit bergidik karena rasa hangat yang memenuhi tubuhnya.

"Dadddd, no...." Rengek Ten lagi begitu Johnny sudah akan menarik miliknya dari dalam tubuh Ten. Pria yang lebih muda lalu menepuk posisi di belakangnya, memberi isyarat kepada suaminya untuk ikut berbaring. Johnny memeluk Ten dari belakang, meletakkan dagunya di bahu pria yang lebih muda. Menciumi bahu mulus yang terpampang di hadapannya dan  justru dibalas dengan elusan pria itu di paha belakang Johnny.

"Jangan macem-macem Ma." Johnny memperingatkan Ten yang terkikik senang, lupa pada kondisinya yang hampir saja tertidur karena kelelahan.

***

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang