Kangen

16.2K 2.2K 122
                                    

"Kamu kok gak bilang anakmu sakit?"

"Trus ngebiarin kamu ninggalin kerjaan kamu buat pulang?" balasnya sambil mengganti baju Donghyuck yang sudah basah untuk kesekian kalinya. Ten melirik ke arah suaminya yang sudah berganti pakaian sejak kepulangannya setengah jam silam, dan langsung mengganggunya yang sibuk menenangkan tangisan Donghyuck. Bahkan tanpa mengetahui bahwa si anak sedang sakit, Johnny mempercepat pekerjaannya agar bisa segera tiba di rumah.

"Gak kamu bawa ke dokter, Ma?" Johnny lalu meraih Donghyuck yang sudah berganti pakaian, menggendong dan meletakkannya di dada bidangnya. Rengekan pelan masih terdengar dari bibir Donghyuck, sehingga Johnny harus mengusap-usap punggung bayinya.

"Udah kok, kemarin sore. Tapi tadi pagi panasnya naik lagi." Ten merasa ada yang berbeda dari suaminya. Entah kenapa nada suaranya terdengar sengau, membuat tangan Ten beralih ke arah dahi suaminya, mengecek suhu tubuhnya secara manual. "Lah, bayi gedenya juga sakit." Johnny tertawa sumbang mendengar kalimat Ten.

"Sorry."

"Gapapa, santai aja. Belum makan malem kan? Aku bikinin sup ya, habis itu kamu juga minum obat trus tidur." mata Ten melirik ke arah jam yang bertengger manis di atas nakas, belum genap pukul tujuh malam. Mendapatkan deheman sebagai jawabannya, Ten lalu bergegas menuju ke dapur untuk memasakkan makan malam untuk suaminya. Johnny mengikuti langkah Ten, dan duduk tenang di kursi, menanti pria mungilnya memasakkannya makan malam. Menunggu Ten, Johnny lalu menggumamkan sebuah lagu, untuk membantu menenangkan Donghyuck yang sesekali merengek di gendongannya.

"Suapin Babe." pinta Johnny begitu Ten selesai menyiapkannya makan malamnya dan meletakkan dua mangkuk sup di hadapannya. Satu untuknya dan satu untuk pria itu.

"Manja!" kata yang keluar dari mulut Ten, berbanding terbalik dengan gerakan tangannya yang langsung mengambil mangkuk sup untuk disuapkan kepada suaminya. Menghadapi suaminya dengan sabar, Ten akhirnya juga ikut menyelesaikan makan malamnya setelah selesai menyuapi Johnny. Ten lalu segera mengusir Johnny, yang masih menggendong Donghyuck, untuk segera tidur.

"Thank you, Babe." Johnny menyematkan sebuah kecupan di puncak kepala Ten, mendahului Ten ke kamar. Tidak lama kemudian, Ten menyusul suami dan anaknya. Menempatkan dirinya di pinggir kanan, membuat Donghyuck berada di antaranya dan Johnny.

Terbangun keesokan harinya, Ten sudah akan bersiap untuk aktivitas paginya dan menyempatkan diri untuk mengecek suhu tubuh kedua bayinya. Dan tidak terkejut ketika mendapati Johnny dan Donghyuck sudah dalam kondisi normal.

"Dasar bayi, kangen aja pada ngerepotin Mama." senyum lega Ten mengembang karena kondisi Donghyuck yang sudah membaik.

"Mau ke mana, Ma?" pinggang Ten ditarik, membuat pria itu tidak bisa bergerak dari ranjangnya dan terpaksa mendekat ke arah Johnny. Ten mendapati Donghyuck yang juga sudah sama terjaganya, tertawa lebar ke arahnya, seakan demamnya selama dua hari tidak pernah terjadi.

"Siapin sarapan buat kalian." jawabnya dengan nada yang seakan-akan heran dengan pertanyaan suaminya.

"Sini aja." seakan mengerti kalimat papanya, Donghyuck merangkak mendekat ke arah Ten dan ikut menepuk-nepuk tubuh mamanya.

"Hmm... Hmmm... Ma." Ten dan Johnny terkejut mendengar kata pertama yang keluar dari bibir Donghyuck. Tidak menyembunyikan kebahagiaannya, Johnny langsung memeluk Donghyuck dan menciumi pipinya gemas. Membuat si bayi kesal dan kembali berteriak.

***

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang