Minta

11.7K 1.7K 115
                                    

"Mamaaaaa, geser dong. Panas ini." Keluh Haechan karena pelukan di tubuhnya membuatnya merasa kepanasan, mengalahkan suhu AC di kamar orangtuanya.

"Mama apaan?" Jawab suara berat di samping Haechan, membuatnya kaget karena suara mamanya yang berbeda dari biasanya.

"Aduh, jadi halu denger suara Papa." Haechan menutupi matanya yang masih menutup menggunakan tangannya.

"Heh!"

"Oh beneran Papa." Haechan tertawa ketika tubuhnya lalu dipeluk oleh pria besar itu. "Papa ngapain pulang sih? Kan harusnya masih kerja."

"Bayi Papa sakit nih." Johnny menjawab dengan suara yang dibuat-buat sedih, membuat Haechan semakin tertawa karena ekspresi pria itu.

"Pa?" tanya Haechan yang masih berada di pelukan papanya, suaranya teredam di dada pria yang lebih tua. Diliputi keraguan untuk bertanya kepada papanya.

"Hmm?"

"Aku boleh deket lagi sama Kak Mark gak?" Haechan menggigit bibirnya tepat setelah pertanyaannya terlontar. Ketakutan memikirkan jawaban papanya.

"Kamu sakit gara-gara itu?" Tanya Johnny mengalihkan diri dari kewajiban menjawab pertanyaan anaknya.

"Enggak lah. Kecapekan doang." Johnny tertawa mendengar kalimat mengelak dari anaknya. "Pa, boleh enggak?" Rengeknya lagi ketika merasa Johnny tidak juga menjawab pertanyaannya. Masih mencoba peruntungannya untuk mendapat restu dari papanya.

"Kalau cuma temenan, gapapa Chan. Kalian kan emang kerja bareng." Jawabnya setelah terdiam beberapa saat, terlihat berhati-hati memilih kata demi kata yang akan digunakannya.

"Kalau pacaran lagi?" Johnny mendengus karena pemilihan kata anak bungsunya. Ternyata perpisahan mereka selama beberapa tahun, tidak cukup membuat keduanya benar-benar terpisah jauh.

"Emang dia masih inget kamu? Masih mau sama kamu?" Haechan mengerucutkan bibirnya ketika hidungnya dicubit oleh papanya.

"Jahatnya sama anak sendiri."

"Don't put your hopes too high Chan. He's an idol, now. Papa gak mau kamu yang kecewa nantinya."

"Ya deh ya deh. Temenan aja Pa." Balasnya pasrah. "Papa... Gak marah? Udau tau ya?" Tanyanya heran karena Johnny tidak memberi reaksi yang berarti.

"Kamu pikir mama papa gak ngobrol?" Ejeknya lalu melepaskan pelukannya dari sang anak, yang sudah menatapnya tidak percaya.

"Knock knock." Sebuah suara menginterupsi obrolan ayah dan anak itu, membuat keduanya menengok ke arah pintu yang baru saja terbuka.

"Apa sih Ma?" Haechan mendengus ketika melihat sosok sang mama berada di pintu.

"Udah bangun kan? Buruan keluar buat makan." Haechan lalu menengok ke arah jam yang berada di kamar orang tuanya, mendapati dirinya tertidur lebih dari sebelas jam dan terbangun hampir tengah hari.

"Ayo Pa." Ajak Haechan sambil menarik tangan papanya untuk segera menuruti sang mama.

"Buruan Seo Donghyuck, Seo Johnny."

"IYAAA MAMA, INI JALAN IH." balasnya berteriak ketika panggilan Ten kembali terdengar.

Ya sudahlah, mungkin dirinya memang tidak perlu mengulang kisah masa lalu.

***

Akhir chap sebelumnya emang se-kotor itu gaes wkwkwk

Jadi aku tuh kan udah kerja, punya temen seruangan yang serandom itu. Suka tiba2 bahas anuan, padahal masih pagi, jam 9 misalnya wkwkwk jadi itu alesannya aku bisa pub ninu ninu pas siang-siang :v

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang