Ajakan

15.1K 2.1K 87
                                    

"Pisang, John." Johnny mengangguk dan mengikuti arah telunjuk Ten, mengambil buah yang diminta pria itu. Menghabiskan waktu bertiga, Ten memaksa Johnny mengambil buah-buahan sebagai makanan pendamping untuk bayi mereka yang sudah berusia lebih dari enam bulan. "Alpukat sama apel juga."

"Nyuruh-nyuruh doang kamu bisanya." protesnya tidak terima karena sedari tadi Ten hanya menunjuk barang mana yang harus masuk ke dalam troli mereka.

"Aku gendong anakmu." jawabnya sambil memamerkan senyumnya. Johnny lalu mengarah-arahkan alpukat yang dipegangnya, membuat Ten mendelik marah tapi tidak bisa melakukan apapun karena kedua tangannya digunakan untuk menggendong bayi. Johnny memperhatikan Ten yang terlihat berkeringat di beberapa tempat di wajahnya, padahal mereka sedang berada di sebuah supermarket dengan pendingin ruangan yang cukup terasa bagi Johnny.

"Capek? Mau tukeran gendong Donghyuck?" ujarnya menawarkan pertukaran tugas mereka. Ten yang memilih belanjaan dengan Johnny yang akan menggendong bayi mereka.

"And being too close with the fruits? Nope." jawabnya cepat, lebih memilih kelelahan menggendong Donghyuck daripada harus berdekatan dengan buah-buahan. Johnny menghela napasnya keras sebelum membalas kalimat Ten.

"Ya kan kamu cuma tinggal dorong troli doang Ma."

"Masukin dulu apelnya, baru nanti kamu gendong Donghyuck." Ten menahan napas dan sedikit memundurkan dirinya saat Johnny meletakkan bungkusan berisi buah apel ke dalam troli mereka.

"Sini." Johnny meminta bayi yang digendong Ten. Tidak sampai semenit, Donghyuck sudah berpindah dari gendongan Ten ke Johnny, membuat bayi itu sedikit menggeliat-geliat tidak nyaman. Johnny buru-buru menepuk-nepuk pantat Donghyuck supaya bayi itu tenang.

"Eh Pa, diajakin makan malem sama si Taeyong tuh." seru Ten tiba-tiba ketika sedang memilih sayuran untuk mereka. Membungkuk di depan freezer, Ten sibuk memindai sayuran yang masih cukup segar untuknya dan sang suami sebelum berpindah ke rak perlengkapan mandi.

"Kapan?"

"Habis ibadah malam natal. Oh, sekalian beli kado natal buat Mark sama Jeno aja deh berarti ya."

"Gak usah aja lah Ma, anaknya Taeyong genit ke anakmu." Ten tertawa sambil menepuk lengan suaminya. Masih merasa geli karena pria itu kesal pada bayi yang mendekati anaknya.

"Posesif banget sama anak."

"Jelas, anakku lucu dan gemesin gini." pamernya bangga.

"Kamu lucu dan gemesin katanya Hyuck." perhatian Ten dialihkan kepada bayi di gendongan Johnny, tangannya mencubit gemas hidung Donghyuck. Tidak mengerti, Donghyuck justru terkekeh karena dicubit mamanya. Kedua lengan gembulnya menggapai-gapai ke segala arah, mencari perhatian kedua orang dewasa di dekatnya.

"Heh, anakku." potongnya tidak terima saat tangan Ten mampir ke wajah anaknya. Terutama karena Ten baru saja memegang sayur-sayuran, yang tentu saja membuat tangannya sudah tidak bersih lagi.

"Iya iya anakmu." balasnya sambil memutar bola matanya malas dan melepaskan tangannya dari wajah anaknya lalu segera beranjak untuk mencari belanjaan selanjutnya.

***

Johnny oh Johnny! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang