"Aludra! Tunggu!" teriak Ara saat melihat Aludra baru turun dari mobil Nadeem.
Aludra menoleh ke Ara, "Ara kenapa lari-larian?"
"Huft, capek gue." ucap Ara sambil mengelap keringat di pelipis nya dengan tangannya sendiri.
"Makanya, Ara jangan lari-larian. Tuh kan capek." ucap Aludra menasehati Ara.
Saat Aludra berbincang dengan Ara, Nadeem keluar dari mobilnya, "Aludra, gue ke kelas dulu. Nanti pulang bareng gue!"
Setelah kepergian Nadeem, Aludra dan Ara pun berjalan menuju kelasnya. Saat menuju kelasnya banyak tatapan sinis dari siswi SMA Elang yang melihat kalau Aludra ke sekolah dengan Nadeem.
"Kenapa mereka liatin Aludra kayak gitu?" tanya Aludra.
"Udah lah, biarin aja. Mungkin lagi senam mata." ucap Ara asal.
"Lo kenapa bisa barengan sama kak Nadeem?" tanya Ara penasaran.
"Nanti di kelas-"
"Woi, mata Lo biasa aja! Nggak usah natap temen gue sama tatapan sinis Lo!" ucap Ara saat ada siswi yang menatap Aludra dengan tak suka.
"Situ kok ngegas sih? Lagi pula bukan gue aja yang natap temen Lo, nohh banyak yang natap!" ucap siswi itu dengan menantang.
"Lo kalo nggak suka bilang, bangsat. Nggak usah natap-natap temen gue sampe segitunya!" ucap Ara menggebu-gebu.
"Biarin, orang mata gue sendiri kenapa Lo yang sewot? Emang mata gue Lo yang ciptain?" jawab siswi itu dengan keras.
"Kalo gue yang nyiptain mata Lo gue juga yang bakalan ngambil mata Lo lagi!" ucap Ara santai.
"Emang Lo Tuhan? Pake mau nyiptain mata gue?" ucap siswi itu.
"Sekolah TK aja nggak lulus kenapa mau sekolah di SMA Elang? Tadi Lo nanya 'Emang mata gue Lo yang ciptain?' Lo kalo nggak bisa debat nggak usah debat! Jangan nambahin sampah kayak Lo!" ucap Ara sambil menunjuk ke muka siswi itu. Siswi itu kehabisan kata-kata dan akhirnya diam seribu bahasa.
"Inget ya, ratu nggak bersaing sama babu!" ucap Ara sambil meninggalkan siswi itu.
"Kenapa malah debat sih? Tadi katanya biarin aja!" tanya Aludra.
"Orang kayak Indri nggak bisa di diemin! Dia tuh sampah di sekolah ini!" ujar Ara.
"Udah lah, nggak usah di ladeni. Biarin aja, kalo kita nggak merespon nya dia bakalan diem kok!" ujar Aludra.
"Tapi dia udah banyak berulah, gue pengen jadiin dia pepes ikan!" ucap Ara dengan emosi.
"Terserah Ara aja deh!" pasrah Aludra.
Ara mengambil hp di saku seragamnya lalu bermain Stack Ball yang sudah ia install beberapa hari ini.
"Yahh, kok mati sih!" sesal Ara.
"Aludra, Lo ada hubungan apa sama kak Nadeem?" tanya Ara tetapi matanya tertuju pada permainan yang ada di hpnya.
"Kak Nadeem itu cuma anak temen ayah Aludra, dia juga baik kok sama Aludra. Kemarin Aludra di beliin es krim." ucap Aludra.
"Deket banget ya? Ish, kok Lo malah baca buku sih! Kan gue bicara sama Lo!" ucap Ara tanpa intropeksi.
"Kan Ara juga main hp mulu, lagipula apa salah nya aku baca buku? Kan sebentar lagi kita ujian kenaikan kelas." ucap Aludra.
"Oh iya ya," ucap Ara.
"Btw, Lo sama kak Lintang ada hubungan apa?" tanya Ara lagi.
"Dia kakak aku, cuma orang tertentu yang tau." ucap Aludra tanpa berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Jugendliteratur[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...