Aludra melewati masa komanya selama 1 minggu lebih. Anggota keluarga bahkan teman-temannya pun sering berkunjung untuk menemui Aludra yang sedang koma. Entah untuk berbicara walau selalu tak ditanggapi Aludra bahkan menjenguknya untuk membuat Aludra bangun dari tidurnya.
"Dek, udah dong. Jangan tidur mulu. Kakak kangen polos-polos bangsat Lo dek." ucap Lintang sembari mengusap halus kepala Aludra yang tertutup hijab.
"Dek, Lo nggak risih hidung Lo di pasang alat oksigen? Lo nggak risih gitu tangan Lo di infus?" lanjut Lintang.
"Ayo dong dek, bangun. Nanti siapa yang hotspoti gue lagi. Liat nih kak Zhafran! Hp Lo sekarang di sita. Kak Zhafran juga nggak mau beliin hp baru buat gue." cerocos Lintang.
Zhafran yang berada di ruang rawat Aludra merasa tersentuh dengan ucapan-ucapan Lintang. Zhafran meneteskan air mata melihat Lintang yang dikenal sebagai ice boy menangis karena adiknya.
Zhafran menghampiri Lintang, ia merangkul pundak Lintang seakan-akan ia menyalurkan kekuatan untuk Lintang.
"Sabar, Aludra kuat kok. Lo jangan nangis, nanti Aludra nggak bangun-bangun kalo Lo nangis. Apalagi hidung Lo sampai keluar ingus." ucap Zhafran dengan terkekeh.
Lintang kaget lalu berlari menuju ke kamar mandi untuk melihat ingusnya.
Zhafran hanya terkekeh melihat sikap Lintang. Ia lalu mendekati brankar Aludra, lalu menggenggam tangan kanan Aludra yang tak terpasang infus dengan erat.
"Kakak janji, kalau kamu bangun kakak bakalan jujur siapa diri kamu sebenarnya. Kakak janji." ucap Zhafran.
Tak lama kemudian tangan Aludra yang ia genggam dengan erat bergerak perlahan-lahan. Zhafran mendongak melihat mata Aludra yang mulai terbuka perlahan-lahan.
"Aludra?" gumam Zhafran.
"Kakak...Aludra kenapa?" ucap Aludra lirih sambil berusaha bangun dari brankarnya.
"Jangan bangun dulu, kamu masih sakit. Tidur ya?" bujuk Zhafran dan diangguki oleh Aludra.
"Ada yang sakit nggak?" tanya Zhafran dengan khawatir.
Aludra tersenyum dan menggeleng, "nggak kok kak. Aludra udah enakan."
Zhafran menghela nafas dengan pelan, "kalau udah pulih kamu pindah sekolah." putus Zhafran dan Aludra hanya mengangguk.
"HUAA, INI INGUS KENAPA KELUAR TERUS? MALU WOE GUE!!" teriak Lintang dari dalam kamar mandi yang berada di ruang inap Aludra.
"Kak Lintang kenapa kak?" Zhafran hanya menggeleng.
"Alhamdulillah, bulan depan positif." gumam Zhafran yang masih di dengar oleh Aludra.
"Kak Lintang hamil? Bukannya kak Lintang laki-laki ya? Kok bisa hamil?" ucap Aludra yang kelewat polos.
"Positif gila, dek." Aludra mengangguk.
"Astagaa! Lintang ternistakan!" ucap Lintang dengan lebay.
Zhafran hanya memutar bola matanya malas, sungguh. Ia sangat malas mengatasi segala polah-tingkah adiknya yang sangat aneh.
Lintang berlari hendak memeluk Aludra, tetapi dihalangi oleh Zhafran.
"Jangan di peluk, baru sadar dia. Sekarang Lo pulang sana! Seminggu nggak mau mandi, jorok banget Lo!" tukas Zhafran tanpa berdosa.
"Lintang pamit mau pulang, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Подростковая литература[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...