"Lo bisa main nggak sih? Ini kalah mulu, njing!" ucap Vian ke Rafael.
"Lahh gue mana bisa, liat nih. Muter-muter mulu punya gue." ucap Rafael dengan kesal.
"Tang!! Itu tembak njirr jangan sembunyi mulu. Nyari apa sih Lo di semak-semak?" ucap Arvin.
"Bentar anjirr, itu ada musuh nya. Gue ini sendirian, Lo malah pencarr, goblok!" sentak Lintang.
"Si anying kok malah berantem sih?" celetuk Ara dengan kesal.
"Ehh, btw. Aludra kemana? Padahal cuma ke toilet kok sampe 30 menit lebih?" ucap Ara dengan khawatir.
"Bentar, gue mau tanya. Aludra ke toilet sama siapa?" ujar Lana.
"Sendiri, dia nggak mau gue temenin." celetuk Lina dengan jujur.
"Gue takut kenapa-kenapa." Lana dan Ara pun mengangguk.
"Kita tunggu sebentar lagi, kalau dia nggak balik-balik nanti kita samperin." titah Lina.
Setelah menunggu 5 menit dan Aludra tak kunjung kembali, akhirnya mereka berjalan menuju ke toilet.
Tetapi, mereka bertiga mengernyitkan dahinya saat 2 orang siswi kelas 10 menghampiri kedua teman Lina.
"Kak Lina," ucap gadis itu dengan ngos-ngosan.
"Relax dulu dek." titah Lina dan dituruti oleh kedua gadis itu.
"Udah?" ucap Lina saat melihat adik kelasnya dengan nafas yang teratur.
"Kak, kak Aludra abis di bully!!" ucap gadis itu dengan keras.
Lina, Lana, dan Ara memelototkan matanya. Mereka terkejut dengan fakta itu.
"Dimana?" tanya Ara dengan panik.
"Di toilet kak." ucap teman gadis itu.
"Lo semua ke toilet dulu, gue ngasih tau Lintang dan teman-temannya dulu!" ucap Lina dengan tegas.
Akhirnya Ara dan Lana berlari menuju ke toilet dan dipimpin oleh kedua adik kelasnya itu.
Lina berlari menuju ke meja Lintang dan sahabat-sahabat Lintang. Lina menggebrak dengan kasar meja yang di tempati oleh Lintang.
Brakk
Kelima pria itu menoleh ke arah Lina dengan tatapan yang tajam.
"Lo apa-apaan sih?!" sentak Lintang.
"Iya nih, gue lagi main. Ngapa Lo main gebrak meja aja, njing?!" ucap Vian dengan kesal.
"Bisa diem nggak?!!" ucap Lina dengan keras hingga siapapun orang yang mendengar suara Lina akan bergidik ngeri.
Lina akan menggunakan nada suara dengan keras saat ada masalah yang sangat genting. Seperti saat ini.
"Lo bisa nggak diem?"
Lina menatap Lintang lalu menunjuk Lintang dengan jari telunjuknya, "Lo!!"
"Adek Lo abis di bully, dan Lo malah asyik-asyik an main game. Lo mikir gak sih?!" ucap Lina dengan kilatan mata yang tajam.
"Nggak mungkin, Lo bohong kan?" elak Lintang.
"Sekarang kalian semua ikut gue, kalian bisa tau sendiri ini bohongan atau nggak!!"
Lina pun berlari mendahului kelima pria itu dan menuju ke arah toilet. Kelima pria itu pun berlari dengan cepat menyeimbangi larian Lina.
Setelah sampai di toilet, mereka berenam melihat Lana menangis terisak sambil memangku kepala Aludra yang berdarah dan tak tertutup oleh hijab.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Fiksi Remaja[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...