"Duh, dek. Kalo jalan bisa hati-hati nggak sih?" ucap kakak kelas itu dengan halus.
"Astaga, maaf kak Ara. Aku nggak sengaja. Maaf kak, gara-gara aku baju kak Ara kotor." ucap adik kelas itu dengan halus seraya membersihkan tumpahan es diseragamnya.
"Udah, nggak usah dibersihin dek. Ini uang sebagai ganti rugi kakak karena es kamu tumpah." ucap Ara seraya memberikan uang adik kelas itu senilai 20.000.
Adik kelas itu berusaha untuk menolak, tetapi Ara meyakinkan adik kelas itu.
"Makasih, ya, kak. Maaf-"
"Stt, jangan diungkit. Beli es gih, keburu masuk kelas nanti." nasehat Ara ke adik kelasnya.
Setelah kepergian adik kelas itu, Ara kembali duduk di meja yang ia tempati bersama Lina dan Lana.
Banyak orang yang sudah berubah sifat karena kepergian Aludra. Termasuk Ara, Lina, dan Lana.
Dulu, mereka bertiga tak terlalu famous dan terkenal. Sekarang mereka menjadi famous dan terkenal, setelah bolak-balik ke kota untuk mengikuti berbagai lomba.
Ara yang lomba sains, Lina lomba pencak silat, dan Lana yang dulu tak suka matematika sekarang mewakili sekolah untuk lomba matematika.
"Jadi, kapan kalian ikut lomba lagi?" tanya Ara membuka topik pembicaraan.
"Minggu depan," ucap Lina.
"3 hari lagi," ucap Lana.
Ara menghembuskan napasnya perlahan, "sepi ya?" Mereka semua mengangguk.
•••
"Ayo siapa yang mau ngantin? Gue ikut dong!" ucap Berliant dengan manja saat bersama sahabat-sahabat Lintang.
"Gue lagi males, pergi sendiri sono!" ucap Vian dengan nada mengusir.
"Ish, yaudah gue ke kantin sendiri. Bye!" ucap Berliant dengan ketus.
Setelah sampai di kantin ia tak sengaja menabrak seorang gadis.
Tunggu! Sepertinya Berliant mengenali gadis yang ia tabrak tadi.
"Maaf, maaf. Tadi gak senga-"
"Aludra!!" teriak Ara.
Sontak tubuh Berliant terjengkang ke belakang saking kuatnya pelukan dari gadis yang ia tabrak.
Dengan cepat melepaskan pelukan gadis itu dari tubuhnya.
"Loh, kok dilepas sih?" dengus Ara seraya cemberut.
Sebenarnya dalam hati, Berliant terkekeh. Tetapi ia harus menutupi semua itu hanya demi rencananya tidak gagal total.
Berliant menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala Ara, "lo siapa? Emang lo kenal gue?" ucap Berliant seraya menyipitkan matanya.
Mereka bertiga terkejut, "lo nggak inget siapa kita?" Berliant menggelengkan kepalanya.
"Kita sahabat lo!" ucap Lina.
Dengan sengaja Berliant menampilkan raut wajahnya yang terkejut, "hah? Sahabat? Gue baru aja sampe kesini. Dan gue belum punya sahabat." ucap Berliant telak.
Lana menggeleng, "lo sahabat kita, Aludra! Aludra, yuk balik. Jangan gini, kita semua rindu lo, balik ya?" ajak Lana seraya menahan tangisnya.
"Maksud kalian apa sih? Balik gimana? Ya kali gue balik ke Los Angeles," ucap Berliant.
"Lo hilang ingatan lagi?" tanya Lina seraya menangkup kedua pipi Berliant.
Berliant sebenarnya enggan menepis tangkupan Lina, tetapi ia harus.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Novela Juvenil[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...