Setelah berganti baju, Aludra menepati tempat duduk yang di maksud oleh Nadeem. Ia termenung dan sesekali melirik ke hp nya dan melihat sekarang jam berapa.
Ia mulai menguap pertanda ia mulai mengantuk, tapi ia ingin menyaksikan sunset. Jadi nya ia mengurungkan niatnya untuk tidur hanya untuk melihat sunset, sedangkan Nadeem masih mengantri untuk berganti baju.
Mata Aludra sudah tak bisa di ajak kompromi dan hasilnya Aludra mengantuk berat. Ia melipat tangannya di atas meja lalu menelungkupkan kepalanya di tangan.
Setelah 5 menitan, Nadeem menghampiri Aludra. Ia mengernyitkan dahinya ketika mengetahui bahwa Aludra tertidur, padahal sebentar lagi sunset. Sunset inilah yang di nanti-nanti oleh Aludra selama 3 tahun.
Nadeem menggoncangkan pelan pundak Aludra, "Aludra, bangun."
Ternyata Aludra tak menunjukkan sedikit pergerakan. Jika tidak dibangunkan nanti Aludra marah, tetapi kalau dibangunkan kasihan Aludra. Sekarang Nadeem harus bagaimana? Harus menyiram Aludra dengan air pantai atau apa?
Akhirnya Nadeem melipat kedua tangannya di atas meja lalu tidur di atas lipatan tangannya sambil sesekali mengamati setiap senti wajah Aludra.
Selalu terngiang-ngiang waktu pertama kali mereka bertemu, bahkan banyak juga hal-hal yang mereka lalui bersama. Dulu Nadeem di titipkan ke kakak dari papanya bernama Ridho, ia di suruh tinggal selama 1 bulan. Karena papa dan mamanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Di samping itu ternyata Ridho salah satu ustadz di pondok yang di tempati Aludra.
Ridho juga sering mengajak Nadeem untuk pergi ke pondok untuk memperkuat imannya, sampai suatu ketika ia menemukan sosok gadis cantik yang menangis tersedu-sedu di pohon mangga yang rindang dan tak terletak jauh dari luar pondok. Entah dorongan dari mana, Nadeem kecil yang tak pernah hangat dengan seseorang kini luluh dengan gadis yang baru ia temui.
Setelah gadis itu bercerita panjang lebar, Nadeem mengetahui mengapa gadis itu menangis. Setelah kejadian itu ia lebih sering ke pondok, walaupun ia tau tidak sepenuhnya bertemu dengan gadis kemarin tetapi ia juga ingin memperkuat imannya.
"Nadeem, kenapa di sini nak?" tanya Ridho dengan lembut.
"Nadeem suka disini, om." ucap Nadeem.
Setelah bertemu gadis itu, ia lebih suka duduk di bawah pohon mangga. Pantas saja gadis itu menyukai duduk disini, selain sejuk disini juga pemandangan nya bagus. Nadeem suka.
Saat Nadeem menikmati sejuknya berada di bawah pohon mangga, tanpa ia sadari gadis yang selama ini memenuhi pikirannya duduk di sampingnya dengan memakai hijab.
"Kakak ngapain disini?" tanya Billa saat mengetahui Nadeem duduk sendiri di bawah pohon mangga.
"Suka aja," ungkap Nadeem.
"Aku juga!" seru Billa.
Saat mereka menikmati hembusan angin di sore hari itu entah mengapa, ada keluarga kecil dengan 3 anggota keluarga. Yaitu ayah, ibu, dan anak mereka. Pandangan kedua anak itu terkunci pada keluarga kecil itu.
"Kak?"
"Hm?" jawab Nadeem.
"Kalau aku udah besar apa kita bisa kayak mereka?" tanya Billa sambil menunjuk ke arah keluarga kecil itu.
"Bisa, tapi nggak sekarang. Aku janji kok kita bakalan bareng-bareng terus." ucap Nadeem tanpa berbohong.
Setelah mengingat masa kecilnya dengan gadis itu, Nadeem tersenyum simpul. Ia sangat menyukai Aludra, ia akan menepati janjinya pada Aludra. Suatu saat ia akan menikahi Aludra. Itu janji Nadeem.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Jugendliteratur[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...