Setelah rawat inap di rumah sakit, akhirnya Aludra sudah dibolehkan pulang. Aludra bergelayut manja di lengan kakaknya, Zhafran.
"Kak, besok Aludra sekolah ya?" bujuk Aludra agar Zhafran mengizinkan dirinya sekolah.
"Gak boleh, fisik kamu masih lemah. Kamu gak boleh sekolah dulu. Nurut sama kakak." titah Zhafran.
"Yaudah deh, tapi ditemani kak Zhafran ya?" Aludra mengedipkan kedua matanya.
"Iya, besok kakak cuti deh." ucap Zhafran.
"Yeiyy!!!" sorak gembira Aludra.
"Eh, iya kak. Kak Lintang kemana? Semenjak Aludra bangun dari koma, kak Lintang kok nggak pernah kelihatan?" ucap Aludra heran.
Zhafran bingung harus menjawab apa, karena Lintang waktu itu kecewa dengan ucapan kedua orangtuanya. Dan berakhir meninggalkan rumah setelah pamit pada keluarganya.
"Em, di-a nginep. Iya, Lintang nginep di rumah temannya." ucap Zhafran dengan terbata-bata.
Walaupun Aludra tau Zhafran sedang berbohong, tetapi ia tetap menganggukkan kepalanya.
"Aludra ke kamar ya, kak? Aludra tuh cape, mau tidur lagi."
Zhafran menghela nafas lega, saat Aludra percaya dengan ucapannya. Zhafran pun mengangguk, lalu Aludra berjalan menuju ke kamarnya.
Saat berada di kamarnya, Aludra merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya yang empuk. Ia menatap langit-langit kamar dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, sedih, kecewa, dll.
"Aludra kok ngerasa ada yang aneh, tapi apa? Aludra nggak tau." ucapnya dengan lirih.
"Oh iya, kata Ara Aludra sempat kehilangan banyak darah. Tapi kenapa darah kak Lintang nggak sama kaya Aludra? Lantas, yang mendonorkan darah ke Aludra siapa?" ucapnya lagi.
"Aludra pusing deh, baru aja keluar dari rumah sakit malah di suruh mikir. Oh iya, hp Aludra kemana? Kan seingat Aludra, hp Aludra dibawa kak Lintang." ucapnya lagi.
"Yaudah deh, Aludra ke kamarnya kak Lintang aja. Mungkin hp nya Aludra ada disana."
Aludra beranjak dari kamarnya lalu ia berjalan dengan pelan-pelan menuju kamarnya, jika ia berlari pasti ditegur oleh Zhafran.
Aludra berhasil mencapai kamar Lintang yang berada di samping kamar Aludra. Aludra memegang knop pintu lalu dibukanya pintunya dengan perlahan-lahan.
Krekkk.
Betapa terkejutnya Aludra setelah membuka pintu kamar Lintang. Kamar Lintang sungguh berantakan seperti kapal pecah.
Aludra mencari ke seluruh penjuru kamar Lintang untuk mencari kakaknya itu. Dan hasilnya nihil. Ia tak menemukannya sama sekali.
Pyarr.
Aludra tersentak saat mendengar suara kaca pecah dari kamar mandi yang berada di kamar Lintang. Ia berjalan perlahan-lahan menuju ke kamar mandi itu.
Ternyata kamar mandi itu tak dikunci sehingga Aludra bisa melihat dalam kamar mandi Lintang.
Tubuh Aludra menegang mendapati banyak pecahan kaca sekaligus darah berceceran di lantai bahkan di tembok.
"Ka...kak?" ucap Aludra dengan sangat lirih.
Karena posisi lintang membelakangi Aludra, akhirnya Lintang membalikkan badannya menatap ke adiknya.
Sedangkan Aludra sangat terkejut dengan penampilan Lintang. Mata Lintang memerah, jari-jarinya mengeluarkan darah, dan juga sudut bibirnya mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Fiksi Remaja[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...