PART 22 || SEMUA MENJAUH?

102 11 1
                                    

Aludra bangun dari tidurnya lalu melaksanakan shalat Subuh. Setelah selesai melaksanakan shalat Subuh, ia berniat membantu bundanya memasak.

Tetapi ditolak kasar oleh bundanya. Aludra bingung mengapa bundanya yang lemah lembut menjadi kasar kepadanya?

Tetapi Aludra tak terlalu memusingkannya, mungkin saja bundanya banyak pekerjaan di kantornya. Maka dari itu bunda melampiaskan amarahnya ke Aludra.

Aludra memakluminya, Aludra juga sadar betapa lelahnya orangtua untuk mengurus dan membiayai anaknya.

Maka dari itu Aludra tetep keukeh untuk membantu bunda memasak. Tetapi lagi-lagi bunda marah.

"Aludra! Kamu nggak usah bantuin bunda! Sana sekolah!" ucap bunda dengan tegas. Aludra mengangguk.

Saat ia hendak ke kamar ia berpapasan dengan Lintang yang memakai seragam sekolahnya dengan lengkap.

"Kak Lintang hari ini sekolah ya?" ucap Aludra dengan semangat. Tetapi Lintang membalasnya dengan ketus.

"Nggak gue mau gali kuburan! Kalo udah udah tau nggak usah tanya! Ya iyalah gue ke sekolah." ketus Lintang.

Hati Aludra sakit mendengar kakak nya menjawab pertanyaan nya dengan ketus. Tetapi Aludra menepisnya, mungkin semua keluarganya sibuk karena hal itulah membuat mereka agak marah.

Aludra masuk ke kamarnya lalu menyiapkan buku mata pelajaran nya lalu menggendong tas ranselnya dan menuju ke ruang makan.

Aludra menatap mereka bahagia lalu menghampiri mereka untuk berpamitan. Setelah berpamitan ia langsung menuju ke sekolahnya dengan menggunakan sopir.

Setelah sampai di sekolah ia turun dari mobil dan tak lupa mengucapkan terima kasih ke sopir nya, dan dibalas oleh anggukan.

Aludra mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah, tetapi ia mendapati sekolahnya yang sepi.

Aludra menepuk dahinya, "oh iya lupa ini kan masih pagi."

"Masih jam 06.00," ucap Aludra setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

Lalu ia berjalan menuju kelasnya. Satu kata yang ada dalam benak Aludra saat memasuki kelasnya. Kotor.

"Kotor doang, eh nggak. Kotor banget." ucap Aludra dan diselingi kekehannya.

"Bersihin ah, Aludra juga udah lama nggak bersih-bersih. Jadi kangen pesantren," ucap Aludra dengan sendu.

Lalu Aludra mengambil sapu yang terletak di sisi pojok kelas nya. Ia menyapu dengan telaten.

"Huhh. Alhamdulillah, udah bersih deh." ucap Aludra setelah berhasil membersihkan kelasnya.

Saat Aludra hendak duduk semua teman-temannya baru saja datang. Mereka sama sekali tak melirik Aludra.

Di tengah-tengah mereka terdapat Ara, Lana, dan Lina yang juga mengacuhkan Aludra.

Aludra terheran, mengapa semua orang seakan-akan membencinya? Apakah ia punya kesalahan?

"Siapa nih yang bersihin kelas?" tanya Afrian dengan heboh.

Semua orang diam. Mereka baru menyadari bahwa kelasnya sudah bersih. Mereka semua seakan-akan memandang Aludra bersama-sama.

Sedangkan Aludra malah membaca buku pelajaran, karena ia belum memahami sepenuhnya materi tersebut.

"Aludra?" Aludra mendongak saat Afrian memanggil namanya.

"Iya, ada apa?" ucap Aludra singkat.

"Lo yang bersihin kelas nya?" tanya Afrian sambil mendekat ke arah Aludra.

KYMBERLIANT ANNIE KASSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang