Berliant dan Valeriano telah sampai di SMA Elang, mereka melangkahkan kaki mereka ke halaman sekolah.
Saat baru melangkahkan kaki, mereka berdua sudah menjadi sorotan anak SMA Elang.
"Nggak berubah-berubah sikap mereka semua," desis Berliant.
Berliant pun bergelayut manja di lengan kekar Valeriano, ia hanya ingin para lambe turah SMA Elang menjadi-jadi.
"Dimana ruang kepsek nya?" tanya Valeriano. Ia celingukan mencari keberadaan ruang kepala sekolah SMA Elang.
"Ikutin langkah kaki gue, nanti lo juga tau." ucap Berliant.
"Woahh, couple goals!!"
"Mereka dari Los Angeles?"
"Iya kayanya, wihh couple goals banget!!"
"Ngeship gue sama mereka!"
"Hilang Aludra dapat dia!!"
Berliant mengepalkan tangannya dengan kuat di sela-sela lengan kekar Valeriano.
Valeriano yang merasa aneh pun menoleh ke Berliant. Entah mengapa bola mata Berliant berubah menjadi merah karena amarah.
Menurut Valeriano, Berliant memang jarang memperlihatkan amarahnya seperti itu jika tidak terlalu memancing amarahnya.
Valeriano mengusap kepalan tangan Berliant dengan halus, "udah jangan marah, ini area sekolah." bisik Valeriano dengan lirih.
Berliant pun memejamkan matanya untuk meredam emosinya, lalu ia kembali membuka matanya.
Kilatan amarah di matanya sudah tak ada, yang ada hanya sorotan mata genit dari Berliant.
Valeriano mendekat ketelinga Berliant, "gue nggak tau apa masalah lo, tapi intinya selama kita di Indonesia lo harus jaga sikap, ya?" Berliant mengangguk, lalu melepaskan tangannya yang bergelayut manja di lengan kekar Valeriano.
Bruk
Berliant tak sengaja menabrak seorang pria, sehingga gadis yang di samping pria itu pun mendorong bahu Berliant dengan keras.
"Lo punya mata ngga sih? Liat nih, pacar gue jatoh, kan?" ucap gadis itu sambil menolong kekasihnya, tetapi malah kekasihnya itu berdiri sendiri tanpa bantuan gadis itu.
Berliant berdecih, "cih, lo mau sekolah apa kerja di bar, sih? Sekalian kagak usah pake rok aja deh, kak!" ucap Berliant.
Gadis itu hendak menampar pipi Berliant, tetapi Berliant melirik kearah guru yang menghampiri mereka. Dengan cepat Berliant menghindari tamparan itu, dan akhirnya...
Plak!
"Gisel!!" teriak guru itu.
Gadis itu melotot ketika yang ia tampar bukan Berliant, ternyata guru BK nya. "Maaf, bu. Sa-saya nggak ber-"
"Ke ruang BK!!" ucap guru itu dengan tegas.
Tanpa basa-basi, akhirnya Gisel melangkahkan kakinya menuju ke ruang BK.
Guru itu menoleh kearah Berliant yang masih tersenyum, bukan senyuman tapi smirk yang tercetak jelas di bibirnya.
"Berliant dan Valeriano, apa benar?" tanya guru itu.
"Ah, iya, bu. Saya Valeriano Marcello Fernando dan ini Berliant Annie Kassia." ucapnya.
"Kerja yang bagus nak Berliant, ibu suka." ucap guru itu.
Berliant hanya mengerutkan keningnya bingung, "maksud ibu apa ya?"
Guru itu tersenyum, "nanti ibu ceritakan, sekarang kalian ke kelas, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
أدب المراهقين[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...