Disinilah Berliant dan Lintang dkk berada. Basecamp Leo.
Mata Berliant menyusuri setiap penjuru untuk mencari Leo. Matanya menyipit saat mengetahui bahwa itu Leo, teman dan sekaligus sahabatnya.
"LEO!!" ucap Berliant seraya berlari dan berhambur kepelukan Leo.
Leo yang masih cengo pun terhuyung kebelakang saking kencangnya pelykan dari Berliant.
"Kangen," rengek Berliant.
Leo hanya terkekeh.
"Farras?!" ucap Nadeem.
Yang dipanggil pun hanya bisa terkekeh, "yah, ketahuan deh." ucapnya.
Semua sahabat Nadeem saling pandang satu persatu, "lo kenapa bisa disini?" tanya Rafael.
Farras pun duduk di sofa yang ada di basecamp nya itu, ia menepuk sisi kanan sofa itu seakan-akan menyuruh tamunya duduk.
Mereka pun duduk, sedangkan Berliant pergi mengambil camilan yang berada di kulkas.
"Kapan lo kenal Berliant?" tanya Lintang.
Farras menghembuskan napasnya, "gue nggak bisa ceritain secara detail. Gue disini cuma jadi pelindung Berliant." ucapnya.
"Kita bisa kok jagain Berliant," ucap Lintang.
"Lo yakin?" Mereka mengangguk.
"Kalo lo bisa jaga Berliant kenapa dulu lo biarin Aludra mati di villa Nadeem?" tanya Farras dengan santai seraya menyesap kopinya.
"Kalian aja nggak bisa jaga Aludra yang notabenenya adek Lintang. Apalagi Berliant yang notabenenya orang asing?" timpal Farras.
Mereka semua mengepalkan tangannya, "jangan sebut nama adek gue!" geram Lintang.
Farras menyeringai, "kenapa? Oh iya, apa karena kalian ngerasa bersalah makanya gue gak boleh sebut namanya, gitu?"
"Ck, kalian nggak bisa bedain musuh dan teman." Mereka terbelalak mendengar ucapan Farras.
"Mak-"
"Huaa, Leo!!" ucap Berliant seraya memeluk erat tubuh Farras hingga terhuyung ke belakang.
"Allahu, kenapa sih?" tanya Farras dengan geram.
"I-ituu," ucap Berliant.
Farras menaikkan satu alisnya, "ada gorila!!" ucap Berliant.
Semua orang terkejut dengan ucapan Berliant, mana ada gorila keluyuran? Aneh, bukan?
"Mana ada?" tanya Farras.
"I-ituu," ucap Berliant seraya menunjuk kearah dua bodyguard.
Farras menepuk dahinya sendiri dengan pelan, "bego! Itu abang lo!" ucapnya dengan kesal.
Berliant pun menoleh kearah abangnya, "yah, gue kira tadi gorila,"
"Gorila your eyes, ganteng-ganteng kaya gini dikatain gorila. Emang adek kagak ada akhlak lo!" ucap Arvan dengan kesal.
Berliant tiba-tiba saja melemparkan ke sembarang arah camilan yang ia bawa tadi, lalu bergegas menuju kearah kedua abangnya.
"Ini beneran bang Arvan? Bukan gorila, kan?" ucap Berliant seraya menepuk pipi kanan dan kiri Arvan.
"Iya, ini gue. Lepasin tangan lo!" peringat Arvan.
"Oh, ini bener bang Arvan," ucap Berliant.
"Kok lo tau?" tanya Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Teen Fiction[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...