Kring!
Bel istirahat berbunyi. Nadeem keluar dari kelasnya dengan temannya tanpa ada Lintang, karena Lintang sedang sibuk dengan perusahaan.
Baru saja melangkah keluar tetapi Adara bergelayutan manja di lengannya dan membuatnya semakin risih.
"Nadeem, ayoo ke sana." ucap Adara dengan manja sambil menunjuk ke taman depan sekolahnya.
"Gak!"
"Kalo gitu kita ke kantin yuk?" ajak Adara lagi sambil menarik-narik lengan Nadeem.
"Ayoo dong!" rengek Adara.
"Gue bilang nggak ya nggak! Lo ngerti nggak sih?!" Adara menyebikkan bibirnya saat Nadeem berbicara ketus dengannya.
"Ish, kok kasar sih?" eluh Adara.
Nadeem memilih diam tak menanggapi omongan Adara, ia hanya fokus ke gadis berjilbab yang sedang melihat Aludra tertawa lepas bersama teman-temannya di pinggir lapangan dan berteduh di bawah pohon mangga.
Aludra sesekali bercanda gurau dan terkadang Aludra kebingungan karena tak tahu tentang hal yang di bahas oleh temannya.
Tanpa Nadeem sadari ia tersenyum tipis, bahkan tak ada yang mengetahuinya terutama Adara.
"Nadeem!" panggil Adara dengan keras dan membuat Nadeem seketika menoleh ke arah Adara.
"Ayoo ke sana!" ucap Adara sambil menunjuk ke arah tempat duduk yang berada di samping tempat duduk Adara.
"GAK!" ucap Nadeem ketus.
"Emm, gimana kalo gue apa-apain cewek itu?" ucap Adara dengan menunjuk ke arah Aludra yang tertawa lepas.
"Ayoo!" ucap Nadeem sambip menarik tangan Adara dengan cepat.
Adara tersenyum bahagia saat Nadeem begitu menggandeng dirinya.
Di sepanjang jalan banyak orang yang melirik mereka berdua dengan tatapan sinis dan tatapan kagum, tetapi kebanyakan orang melirik Nadeem dan Adara dengan tatapan sinis.
"Cantik sih, tapi perebut pacar orang!"
"Dihh, kalo nggak laku ya nggak laku aja. Nggak usah rebut kak Nadeem dari Aludra!"
"Gue lebih ngedukung kak Nadeem sama Aludra daripada Adara."
"Iya, gue juga. Liat aja penampilan Aludra sama kak Adara! Gue mah mending pilih Aludra, Aludra mah punya malu. Sedangkan Adara?"
Adara yang mendengar semua celotehan orang-orang pun menjadi panas. Masalahnya, namanya di rendahkan.
Saat ia ingin membalas perkataan mereka tetapi tiba-tiba Nadeem berbicara dan nyali Adara untuk melabrak siswi yang tadi mencibirnya pun menjadi ciut.
"Kalo Lo ladenin mereka, gue balik!" ucap Nadeem dengan dingin.
Adara semakin mengeratkan pelukannya di lengan Nadeem, sedangkan Nadeem sangatlah risih dengan sikap Adara.
"Lo punya kaki kan? Kenapa peluk-peluk lengan gue! Lo juga bisa jalan sendiri! Lo kira kita mau nyabrang?" ucap Nadeem dingin dan ketus.
"Aku takut kamu pergi," ucap Adara dengan lirih.
"Sikap Lo yang bikin gue pergi!" Nadeem memandang wajah Adara yang pucat pasi sambil mendekatkan tubuhnya ke tubuh Adara dengan sorot mata yang tajam. Adara mengalihkan pandangannya ke samping agar tak melihat sorot mata Nadeem.
Adara mendorong pelan dada bidang Nadeem, "gue nggak akan diam kalo Lo deket lagi sama Aludra!"
Nadeem tersenyum miring melihat ketakutan yang ada di mata Adara, "hahaha, Lo siapa gue yang berhak ngatur hidup gue?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Teen Fiction[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...