Setelah ada pergerakan kecil dari tangan Aludra, akhirnya mereka semua berinisiatif untuk membawa Aludra ke rumah sakit terdekat.
Nadeem dan Zhafran melihat Aludra dengan rasa khawatir lewat kaca yang transparan.
"Lo cinta Aludra?" tanya Zhafran denga tiba-tiba.
Nadeem menoleh ke arah Zhafran, "kayanya nggak jadi, bang. Kan Aludra sekarang udah ada pawangnya, yaitu Lo. Ya kali gue mau rebut Aludra dari Lo," ucap Nadeem dengan terkekeh.
Nadeem menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca karena tak ingin kehilangan Aludra.
Zhafran menepuk pundak Nadeem, "jangan nangis, dulu Aludra pesan ke semua keluarganya. Kalau dia meninggal, jangan sampai ada yang nangis. Atau nanti Aludra marah kalau ngeliat semua nangis." ucap Zhafran sambil memutar memori saat berada di ulang tahun Aludra.
Nadeem mendongak, "jadi, gue harus ikhlasin Aludra pergi? Nggak bisa, bang. Gue udah lama jauhin dia cuma gara-gara Adara. Sekarang Aludra mau pamit yang jauh? Nggak bang, Aludra hidup. Dia nggak mati." ucap Nadeem dengan keras.
Zhafran menghela nafasnya kasar, "kalau gitu terserah, gue mau pulang." ucap Zhafran dengan dingin dan diangguki oleh Nadeem.
Sebenarnya bukannya Zhafran tak mau menunggu adik kesayangannya ralat, gadis kesayangannya bangun hanya saja ada tugas yang perlu ia tuntaskan.
"Siapapun yang berani menyentuh Aludra, gue nggak akan segan-segan bunuh dia." ucap Zhafran dengan emosi.
Dilain sisi, Lintang dan Ratna-mama Nadeem, mencoba untuk membujuk Nadeem untuk pulang ke rumah sebentar.
Karena sedari kemarin Nadeem belum makan, mandi, dan tidur. Ratna dan Lintang khawatir dengan kesehatan Nadeem. Ditambah wajahnya yang pucat pasi.
"Deem, Lo pulang ya? Lo udah nunggu Aludra dari kemarin, biar gue yang gantiin Lo. Lo pulang terus istirahat ya." ucap Lintang sambil mengucap pundak Nadeem dengan halus.
"Gue pergi dulu, jagain Aludra!" ucapnya dengan tegas.
Lintang mengangguk. Setelah kepergian Nadeem, Lintang sempat menengok ke brankar tempat Aludra tidur. Entah mengapa di dalam hati kecilnya ia merasa bahwa itu adik kecilnya, ternyata Lintang tertampar dengan kenyataannya bahwa Aludra hanya anak angkat dari Fadhil dan Kinara.
Ratna yang melihat itu pun menepuk pundak Lintang, "Aludra pasti bisa," Lintang akhirnya tersenyum dengan paksa.
•••
Tittt
Semua yang berada di ruang rawat Aludra segera melihat ke layar monitor, mereka terkejut saat layar monitor menampilkan garis lurus.
"PANGGILKAN DOKTER! CEPAT!" sentak Kinara.
Semua orang langsung berdiri dan berlari keluar untuk mencari dokter.
Setelah mendapatkan dokter, mereka semua keluar agar Aludra bisa diperiksa.
Mereka semua berharap tak ada apa-apa dengan Aludra.
Aludra terbaring lemas diatas brankar, terdapat banyak luka bakar yang ada di tubuhnya. Nadeem kembali merutuki kelalaiannya yang meninggalkan Aludra sendirian di villa.
"A..ludra." ucap Nadeem lirih sambil melihat ruangan yang ditempati Aludra.
"Deem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Ficção Adolescente[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...