Aludra terbangun karena merasa ada yang mengusap lembut ujung kepalanya yang tertutup hijab.
Ia mengerjapkan matanya berulang kali agar pandangannya jelas.
Ia terkejut dan berdiri lalu mundur saat mengetahui di depannya adalah pria yang selama ini ia hindari. Nadeem.
Nadeem bingung dengan ekspresi Aludra yang ketakutan, tetapi Nadeem tak berinisiatif untuk menghampirinya walau hatinya ingin sekali menghampiri gadisnya itu.
"NADEEM!" teriak seorang gadis sambil berlari lalu bergelayut manja di lengan kekar Nadeem.
Nadeem tak bergeming, ia hanya ingin bersama Aludra-gadisnya. Bukan Adara. Iya, Adara-lah yang bergelayut manja di lengan Nadeem.
Nadeem melihat Aludra dengan intens, sedangkan Aludra mundur perlahan-lahan lalu berlari menuju kelasnya.
Nadeem sungguh tak ingin Aludra menjauhinya, tetapi Nadeem masih berencana untuk membuat perhitungan kepada Adara. Belum saatnya, batin Nadeem berkecamuk.
Nadeem menghempaskan kasar tangan Adara yang bergelayutan di lengannya, lalu Nadeem berjalan menuju kelasnya sendiri.
Adara hanya menatap punggung Nadeem yang menjauhinya, "gue jamin Lo bakal milik gue." batin Adara.
•••
Aludra sampai di kelasnya lalu duduk di bangkunya. Ia menatap seisi kelas dan ternyata sama sekali tak ada siswa-siswi yang berada di dalam kelas.
Aludra menghembuskan nafasnya perlahan-lahan, lalu ia mangambil ponsel yang berada di dalam tas sekolahnya.
Aludra terkejud begitu melihat puluhan notifikasi dari kakaknya, Lintang.
Lalu Aludra langsung menelepon Lintang. Tetapi sudah panggilan kedua, Lintang sama sekali belum mengangkat telponnya itu. Apa Lintang marah?
Panggilan ketiga juga sama, Aludra menyerah menghubungi Lintang. Ia lalu bermain game Talking Tom.
Ponsel Aludra berdering menandakan bahwa ada yang menghubunginya, setelah melihat nama si penghubung, Aludra dengan sigap menggeser tombol berwarna hijau ke atas.
"Assalamualaikum, kak."
"Wa'alaikum salam, gimana sekolahnya?"
"Yaa kayak biasa kak, emang kenapa kak?"
"Kamu kenal Adara?"
Deg!
Jantung Aludra seakan-akan berdetak dengan cepat. Kalau dipikir-pikir, Ada membencinya. Karena dari sorot matanya saja Aludra sudah mengetahui hal itu.
"Aludra? Kamu masih disitu kan?"
"Masih kak,"
"Kamu kenal Adara?"
"Kenal kak, emangnya kenapa?"
"Jangan deket-deket sama Adara dan Nadeem!"
"Iya kak, pasti."
"Pasti apa? Pasti deket sama mereka, hmm?"
"Ish, maksudnya itu Aludra jauh-jauh dari mereka. Kak Lintang kenapa tanya kayak gitu?"
"Nggak papa, cuma mastiin kalo kamu nggak bakalan nyentuh mereka berdua. Yaudah, kakak tutup dulu ya telpon nya? Soalnya kakak masih nyelesaiin berkas-berkas penting."
"Yaudah, tapi nanti kakak jemput Aludra kan?"
"Iya, sayang. Kakak tutup dulu ya? Assalamualaikum,"
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
ספרות נוער[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...