PART 55 || TERUNGKAP

107 7 0
                                    

"Jadi begini, dulu setelah Daddy dan Mommy menikah, kami mempunyai saingan bisnis yang sangat berbahaya. Dia pernah menghancurkan cabang perusahaan Daddy dalam 3 hari. Setelah menghancurkan cabang perusahaan Daddy, mereka mencoba menculik Mommy dan ingin membunuh anak dalam rahim Mommy, Sia. Sedangkan si kembar sudah Daddy titipkan sementara ke sahabat Daddy."

"Setelah itu, kami berdua menyerahkan masalah perusahaan ke asisten Daddy. Daddy dan Mommy pergi ke Los Angeles, dan Daddy juga memutus semua alat komunikasi Daddy dengan keluarga Daddy di Indonesia."

"Semakin hari semakin berbahaya buat Daddy, Daddy bingung harus bagaimana. Disamping itu Mommy persiapan untuk kelahirannya. Jadi, Daddy punya rencana setelah lahiran kami akan menitipkan Berliant ke keluarga Kinara."

Lintang hendak bertanya, tetapi Fadhil mengisyaratkan Lintang untuk diam dan menyimak pembicaraan Bastian.

"Sebenarnya Daddy nggak punya niat buat bohongin kalian semua, Daddy cuma terpaksa. Seandainya kalian di posisi Daddy, pasti kalian melakukan hal yang sama." ucap Bastian dengan tersenyum miris.

"Waktu kalian daftarin Sia di pondok, setelah itu Daddy bawa dia ke rumah Daddy yang di luar negeri tanpa sepengetahuan kalian. Setelah Sia sudah dewasa, Daddy mengembalikan Sia ke kalian. Tetapi Daddy sudah merancang semua persoalan ini dengan Sia dan Sia juga setuju." ucap Bastian memandang Berliant yang tertidur di pundak Lintang.

"Adara," ucap Bastian seraya memandang Adara yang berada di samping Alexa.

"Adara sebenarnya sahabat Sia dari kecil. Dengan terpaksa Daddy mengikutsertakan dia dalam persoalan ini. Sebenarnya dia baik tidak seperti yang kalian bayangkan, dia hanya menjalankan tugas yang Daddy suruh."

"Arvin," panggil Bastian lalu menatap Arvin yang berada di samping Lintang.

"Dia sahabat si kembar dari kecil, dia anak dari sahabat Mommy. Semua hanya alur yang Daddy buat untuk mengelabui musuh, maafkan Daddy." ucap Bastian dengan sesal.

"Nggak papa, Dad. Kami paham apa yang Daddy rasakan." ucap Lintang dengan tersenyum.

"Kalian sahabat Sia, kan?" ucap Bastian ke Lina, Lana, dan Ara. Dan mereka semua mengangguk.

"Dia Aludra yang kalian rindukan, sekarang dia udah kembali. Kalian senang, kan?" Mereka mengangguk lagi.

"Makasih, Om." Bastian mengangguk.

Bastian beralih menatap ke sahabat Lintang, "maaf ya, gara-gara Daddy kalian semua harus ikut andil ke permasalahan Daddy."

"Adara nggak jahat, dia cuma ikut apa yang Daddy perintahkan." sambung Bastian. Mereka semua mengangguk.

•••

Berliant menguap di bahu Lintang dan lalu ia mengucek matanya hingga penglihatannya tidak buram. Ia menatap teman-temannya.

"Ngantuk, Sia mau tidur di kamar ya? Ngantuk nih," ucapnya lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Semua orang yang berada disana hanya tertawa dengan tingkah Berliant, "masih kaya dulu," ucap Lana.

"Iya, dia memang begitu. Kalian bertiga susulin Sia juga nggak papa, katanya kangen?" Setelah itu sahabat Berliant menyusul Berliant ke kamarnya.

"Kalian pasti gak menyangka kalau ini terjadi, kan?" Mereka mengangguk.

Saat mereka asyik mengobrol tiba-tiba muncullah anak sulung Kinara dan Fadhil dengan memakai jas kantor, "assalamualaikum,"

Bastian bangkit dari duduknya lalu merangkul Zhafran dengan erat, "ini nih calon mantu datang," ucapnya.

"Daddy apaan sih?" ucap Zhafran dengan gurau.

"Gimana kerjaannya, lancar?" Zhafran mengangguk.

Nadeem angkat bicara, "wait, bang Zhafran calonnya Berliant? Kok bisa?" bingung Nadeem.

"Mereka akan Daddy jodohkan setelah Sia lulus SMA, betul, kan?" tanya Bastian ke Zhafran. Zhafran mengangguk.

"Nadeem gimana?" tanya Nadeem miris.

Bastian menepuk pundak Nadeem, "Daddy tau, kamu hanya terobsesi dengan Sia, kamu tidak mencintai Sia dengan tulus. Kalau kamu memang tulus, ketika Sia meninggal kenapa kamu sudah mendapatkan banyak sekali wanita?" Nadeem terhenyak. Ketika Nadeem ingin angkat bicara lagi, tetapi sudah dipotong oleh Bastian.

"Tidak usah meminta maaf, biarkan Sia bahagia dengan Zhafran. Hapus perasaan kamu ke Sia. Sia berhak bahagia." ucap Bastian lagi.

Nadeem mengangguk dengan pasrah, lalu Bastian mengusap kepala Nadeem dengan halus.

"Bukannya Daddy gak suka sama kamu, tapi Daddy takut kamu nyakitin Sia." ucap Bastian.

Hanya satu kata yang mampu diucapkan Adara, "sabar kak," sambil menepuk pundak Nadeem. Lalu ia melangkah menyusul Berliant dan sahabatnya.

"Adara cantik, kan? Dulu Daddy yang suruh pakai make-up menor, sekarang natural. Iya, kan?" ucap Bastian ke Lintang dan sahabatnya.

"Cantik poll, Dad." ujar Lintang mengacungkan jempolnya.

Nadeem berdiri dari tempat duduknya, "Nadeem izin pulang dulu, assalamualaikum." ucapnya dengan nada rendah.

"Wa'alaikum salam," ucap mereka semua.

Lintang memandang Bastian lalu bertanya, "Dad, apa benar Berliant nikah sama kak Zhafran setelah lulus sekolah?" Bastian menjawab dengan anggukan yang mantap.

"Lintang gak yakin deh sama kak Zhafran, dia itu dingin, Dad. Masa si kutub mau jadi suami buat Berliant yang bar-bar itu?" Lintang memandang Zhafran yang juga tengah memandang Lintang dengan tatapan menusuknya.

Bastian terkekeh, "itu imbang dong nantinya," ucap Fadhil yang sedang merangkul bahu Kinara dengan mesra.

"Orang kalo udah bucin pasti akhirnya bego," ujar Alexa dengan bercanda.

"Mommy, ih." ujar Zhafran.

"Rumor-rumornya ada yang lagi deket sama sekretaris kantornya nih," Alexa mencolek bahu Lintang.

"Apa sih, Mom?" geram Lintang.

"Loh, tadi bunda nyuruh Evelyn kesini, dia belum kesini ya?" Lintang melotot mendengarkan pernyataan dari sang bunda tercintanya.

"Bunda ngundang Evelyn kesini? Bunda ih," Kinara tertawa dengan terbahak.

Jelas ia tau, bahwa Lintang sangat sebal dengan gadis yang bernama Evelyn itu. Evelyn masih seumuran dengan Lintang, tetapi ia sudah lulus sekolah karena otak nya yang sangat pintar itu.

Waktu pertama kali ia melamar pekerjaan di perusahaan Kinara, Kinara sangat terkejut. Bagaimana bisa anak seumuran dengan Lintang bekerja di perusahaan? Walaupun tanpa dimintai penjelasan, Evelyn menjelaskan dengan detail setelah melihat raut muka bingung dari Kinara. Setelah mendengar penjelasan Evelyn, Kinara akhirnya mengerti.

Sedangkan tentang rumor kedekatan Evelyn dan Lintang pun sudah menyebar di seluruh perusahaan Kinara sehingga Kinara tertawa ngakak.

"Dahlah, Lintang mau ke kamar. Capek." ucap Lintang lalu beranjak dari posisi duduknya.

"Tante, kita semua nyusul ke kamar Lintang ya?" ujar Rafael dengan sopan. Setelah diangguki oleh para orangtua, Rafael beserta sahabatnya menuju ke kamar Lintang, kecuali Arvin. Ia masih betah di tempat duduknya seraya memejamkan matanya.

Bugh!

Sebuah bantal melayang dengan lancar mengenai wajah tampan Arvin, sehingga Arvin membuka matanya.

"Mommy maunya apa sih? Nanti aku aduin ke Mama lho," ancam Arvin dengan muka bantalnya.

Bastian memberi penjelasan ke istrinya, "sudah lah, sayang. Jangan di gangguin mulu, yuk kita tidur pasti kamu kecapean," ujar Bastian dengan penuh pengertian. Setelah Alexa mengangguk ia berjalan menuju kamar yang telah di siapkan.

"Gue tidur duluan, cape."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KYMBERLIANT ANNIE KASSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang