"Aludra, jangan lari. Nanti jatuh!" teriak Lintang.
Mereka sedang berada di taman yang tak jauh dari kafe yang tadi ia kunjungi bersama Lintang. Aludra bahagia ketika Lintang tadi mengajaknya untuk ke kafe saudara Rafael.
"Kak Lintang, Aludra bahagia banget hari ini. Aludra sayang kak Lintang!" ucap Aludra sembari berlari dan memeluk Lintang dengan erat.
Lintang yang mendapat pelukan tiba-tiba itu refleks hampir terjengkang ke belakang seandainya tak ada yang menopang tubuh Lintang dari belakang.
Aludra yang merasa kakaknya terjengkang pun kembali membenarkan posisi nya dengan berdiri tegap. Lintang pun juga kembali berdiri dengan tegap.
Lintang menoleh ke belakang karena ingin mengetahui siapa yang menopang tubuhnya yang hampir terjatuh tadi. Mata Lintang terbelalak melihat siapa yang menopang tubuhnya itu.
"Kak Zhafran?" ucap Lintang. Aludra juga menoleh ke Lintang dengan penasaran. Mengapa kakaknya memanggil nama Zhafran.
Tetapi tak berselang lama Aludra memeluk kakak sulungnya itu dengan erat.
"Kak Zhafran, Aludra kangen. Nanti bobo sama Aludra lagi ya kak?" Zhafran hanya terkekeh lalu mengusap kepala Aludra yang tertutup hijab.
"Iya, princess." ucap Zhafran sambil melepaskan pelukannya.
"Aludra kenapa disini?" tanya Zhafran dengan halus.
"Aludra tadi ke kafe itu." ucapnya sambil menunjuk ke arah kafe yang berada di seberang jalan itu, "terus kak Lintang ajakin Aludra main ke taman. Lagi pula nggak setiap hari Aludra main, jadi Aludra mau deh." lanjutnya.
"Oh gitu ya." ucap Zhafran.
"Oh ya, kak Zhafran tadi kenapa bisa disini?" tanya Aludra sambil meneliti penampilan Zhafran. Setelah meneliti penampilan Zhafran, ia menyimpulkan bahwa Zhafran sedang makan siang bersama kolega bisnisnya.
"Kakak tadi makan siang di kafe yang kamu tunjuk tadi dengan kolega bisnis kakak. Terus kakak lihat kamu sama Lintang disini. Terus kakak samperin deh, pas kakak samperin 3h malah Lintang tadi hampir kejengkang. Akhirnya kakak menopang badan Lintang. Lumayan berat sih sebenarnya." ucapnya sambil terkekeh.
Pandangan Zhafran mengarah ke Lintang yang sedang meniup gelembung entah berasal darimana.
"Lintang, kakak punya hadiah." ucap Zhafran sambil menenteng paperbag berwarna pink itu.
Lintang mendengus, "kenapa paperbag Lintang warna pink? Emang kakak kira lintang cowok apaan!" sewotnya.
Zhafran menghela nafas dengan pelan, lalu memberikan pengertian ke adik pertamanya.
"Ini penting, jadi mau gak? Kalo nggak mau yaudah. Berarti gift atas keberhasilan kamu di perusahaan bunda gak jadi." ucap Zhafran santai.
Lintang langsung melotot, "eh, mau kak mau. Kakak diajak becanda mah baperan."
"Siapa juga yang baperan, tadi kamu nya gak mau. Yaudah nanti kakak jual lagi aja gift nya." ucap Zhafran dengan serius. Lintang hanya mendengus. Mana Lintang tau kalau itu gift dari Zhafran atas keberhasilannya?
"Makasih kak," ucap Lintang saat menerima paperbag berwarna pink itu.
Lagi dan lagi mata Lintang melotot saat melihat gift yang diberikan oleh kakaknya itu, lalu ia kembali menatap Zhafran yang sedang tersenyum penuh arti.
"Kak, ini beneran buat Lintang?" Zhafran mengangguk mantap.
"Kak, bukannya ini mobil keluaran terbaru ya? Kakak nggak rugi beliin Lintang mobil mahal kaya gini?" Zhafran menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Teen Fiction[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...