"Kak Nadeem, temannya kak Abra."
"Kak Nadeem, temannya kak Abra."
"Kak Nadeem, temannya kak Abra."
Aludra memikirkan semua ucapan Nafisa tadi, Aludra tak menyangka bahwa Nadeem lah yang selalu di ceritakan oleh keluarganya. Seakan-akan kepingan puzzle itu terkumpul, tetapi pertanyaannya mengapa ia bisa melupakan Nadeem? Apakah Nadeem tau bahwa dia yang menolong Aludra waktu di bully?
"Kenapa Aludra baru ingat kalau kak Nadeem yang nolongin Aludra pas di pondok? Aludra nyesel menghindar dari kak Nadeem, kenapa Aludra jahat banget sih?" ungkap Aludra jujur.
"Aludra harus minta maaf ke kak Nadeem, tapi gimana caranya?" tanya Aludra lagi.
Aludra memikirkan itu selama 1 jam, bahkan dia tak menyadari bahwa pintu kamarnya terbuka dan ada yang mendengar monolognya.
🍂
"Deem, Lo kok diem-diem bae? Ntar gue pecat jadi calon adik ipar gue, mampus Lo!" ucap Lintang mengancam.
Nadeem hanya bodoamat dan melanjutkan permainan di hpnya.
"LINTANG!" teriak seseorang yang terdengar familiar
"Mon maap gak terima tamu!" teriak Lintang.
Tamu itu diam, akhirnya Lintang penasaran. Dengan cepat ia menghampiri tamunya itu. Dan shit!
"Ehh, jangan pergi!" ucap Lintang saat tamunya akan pergi.
Tamu itu menoleh ke arah Lintang, "tadi nyuruh gue pulang, yaudah gue pulang!"
"Elah, jadi cewek baperan amat sih. Gue kira tadi orang gila atau orang nyasar, makanya gue bilang kalo nggak terima tamu!" ucap Lintang panjang lebar.
"Iyain ae lah!"
Lintang menuruni tangga dengan tergesa-gesa lalu duduk di sofa ruang tamu, "sini duduk. Nggak capek berdiri mulu?"
Gadis itu menghampiri Lintang lalu duduk berhadapan dengan Lintang, "Aludra ada?"
"NADEEM! PANGGILIN ADEK GUE DI KAMAR! TAPI LO NYA JANGAN MASUK KAMAR ADEK GUE!" teriak Lintang dengan keras, sedangkan gadis yang duduk di hadapan Lintang menutup rapat-rapat telinganya saat Lintang berteriak.
"Lo dari dulu kebiasaan teriak ya? Kalo suara Lo bagus mah nggak papa, suara Lo aja cempreng banget kek toa masjid!" ujar gadis itu.
Lintang tak menghiraukan perkataan gadis itu, ia malah cengar-cengir tak berdosa.
"Kok Aludra belum keluar?" tanya gadis itu lagi.
"Mana gue tau." ucap Lintang dengan santai.
"Gue aja yang panggil Aludra nya." ucap gadis itu. Tetapi saat gadis itu hendak melangkah, pergelangan tangannya dicekal oleh Lintang.
"Udah, disini aja!" perintah Lintang dengan raut muka dingin. Seperti yang ia perlihatkan saat di luar rumah.
"NADEEM! KUPING LO BUDEG YA? PANGGILIN ADEK GUE!" teriak Lintang lagi.
"Udah lah, biar gue aja!" ucap gadis itu.
"Nggak usah, Lo disini aja!" bantah Lintang.
Nadeem sebenarnya mendengar suara Lintang yang seperti toa itu, hanya saja ia tak mau menyahuti suara Lintang. Ia berjalan ke arah kamar Aludra yang bersebelahan dengan kamar Lintang.
"Al-" Nadeem menahan tangannya untuk membuka pintu dengan lebar dan suaranya pun di senyapkan, ia mendekatkan telinga nya di pintu itu. Ia samar-samar mendengar monolog Aludra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYMBERLIANT ANNIE KASSIA
Teen Fiction[[BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA] [REVISI KALO UDAH TAMAT] ••• "Kenapa kakak bohongin Aludra?" tanya Aludra di sela-sela isak tangisnya. "Kakak nggak bohongin kamu, kakak takut kamu tinggalin kakak kalau kamu tau kebenarannya." jelas Zhafran. "Kak L...