PART 17 || BERLIAN KELUARGA ATTALA

186 13 0
                                    

"Assalamualaikum,"

Tak ada sahutan dari dalam, akhirnya Aludra menerobos masuk.

Memang benar, tak ada orang sama sekali. Tetapi, mengapa pintu rumah tak dikunci?

Tanpa pikir panjang Aludra langsung berjalan ke arah kamarnya, ia merobohkan tubuhnya diatas kasur king size nya.

Ia berpikir keras, mengapa Nadeem mengusirnya? Apakah Aludra salah jika ia ingin pulang karena Nadeem tak menghiraukan keberadaan nya?

"Al," lirih Lintang saat hendak memasuki kamar Aludra.

Aludra yang awalnya menunduk sekarang mendongak ke arah Lintang. Aludra berlari dan langsung memeluk kakaknya sangat erat.

Tes.

Hilang sudah keteguhan Aludra untuk tak menangis, karena ia tak bisa menyembunyikan sesuatu dari Lintang.

Lintang mengusap kepala Aludra dengan kasih sayang agar Aludra merasa tenang.

Tapi hasilnya malah Aludra semakin terisak saat Lintang mengusap kepala Aludra, tetapi lambat laun Aludra semakin tenang.

Lintang memapah adiknya untuk duduk di sofa, "Aludra kenapa nangis?"

"Aludra ta...tadi di...usir kak Na...Deem." ucap Aludra terbata-bata.

"Kenapa? Apa Aludra punya salah sama Nadeem. Cerita sama kakak ya, dek? Jangan di pendam sendirian, nanti malah tambah sakit." ucap Lintang dengan sangat-sangat halus.

Bagaimana Lintang tak marah jika adik yang ia jaga malah di sakiti pria lain. Aludra itu berlian keluarga Attala. Bahkan jikalau ayah ataupun kak Zhafran mengetahui perihal ini, sudah dipastikan Nadeem tak akan bisa mendekati Aludra.

"Aludra, inget kata-kata kakak. Jangan nangis cuma karena cowok yang nyakitin kamu, nanti mahkotamu jatuh. Kodrat wanita itu dikejar, bukan mengejar. Aludra itu berlian untuk keluarga Attala, jadi kami akan jagain Aludra. Nggak akan biarin Aludra nangis kesedihan." ucap Lintang panjang lebar.

Aludra mengangguk.

Lintang memeluk erat adiknya itu sampai terdengar dengkuran halus dari Aludra. Ternyata Aludra tertidur pulas dipelukan Lintang.

Lintang mengangkat tubuh mungil Aludra ke tempat tidur, ia merebahkan tubuh Aludra di ranjang. Lalu ia meninggalkan kamar tidur Aludra dan menuju kamarnya.

Saat Lintang berada di kamarnya, ia mencoba menghubungi seseorang.

"Lo apain adek gue?" tanya Lintang yang mencoba meredam emosinya sejak tadi.

"Lo nggak bakalan ngerti, ini cuma buat kebaikan adek Lo!" ucap Nadeem dengan sabar.

"Kebaikan kata Lo? Lo nggak punya mata haa? Gue liat adek gue nangis sesenggukan di depan gue! Dan dia bilang Lo ngusir dia!" ucap Lintang menggebu-gebu.

"Dengerin penjelasan gue dulu. Lo nggak bisa putusin kalo gue yang ngusir dia!"

"Oke, gue tanya. Kenapa Lo usir adek gue?" ucap Lintang berusaha tenang.

"Intinya suatu saat Lo bakalan ngerti. Gue nggak seburuk itu. Gue cinta sama Aludra, kalo gue nggak cinta. Nggak mungkin gue nyari dia selama 3 tahun?!" ucap Nadeem geram.

Lintang tertawa sinis, "Lo bilang tadi apa? Cinta?"

"Kalo Lo cinta adek gue nggak mungkin Lo usir adek gue! Gue udah percaya sama Lo, tapi Lo sendiri yang rusakin kepercayaan gue! Thanks, Lo udah bikin kepercayaan gue rusak!"

🦖

"Kalo Lo cinta adek gue nggak mungkin Lo usir adek gue! Gue udah percaya sama Lo, tapi Lo sendiri yang rusakin kepercayaan gue! Thanks, Lo udah bikin kepercayaan gue rusak!"

KYMBERLIANT ANNIE KASSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang