46. Berharap dengan takdir

590 51 44
                                    

Happy reading🌼

46. Berharap dengan takdir

Jangan berharap dengan takdir yang tidak menyatukan kita. Karena takdir tidak akan pernah bertanya seberapa besar kamu mencintainya.

~Eldiano Adijaya~

****

Seorang gadis tengah berlari terburu-buru menuju gerbang sekolah, bukan karena terlambat bukan melainkan ingin mencegat Eldiano ditangga kelas XII. Ini pertama kalinya Zahra ingin menyambut kedatangan cowok itu. Walaupun sekarang mereka tidak memiliki hubungan apapun melainkan sebagai mantan. Bukan berarti Zahra tidak pernah menyambut Eldiano semasa pacaran, tapi hari ini ia mencoba sesuatu yang baru agar membuat cowok itu cinta kembali padanya, dan akan memperbaiki semuanya.

Saat sudah lolos melewati gerbang dengan menyambut salam dari pak Leman sebagai penjaga sekolah. Zahra tampak begitu akrab dengan pak Leman.

"Pagi neng Zahra," sapa pak Leman dengan tersenyum pada Zahra.

Zahra membalas tersenyum. "Pagi pak."

Pada saat berjalan dengan langkah lebar Zahra menabrak seseorang laki-laki dengan pakaian jas begitu rapi. Seorang laki-laki paruh baya yang juga menatapnya dalam. Laki-laki itu bukan seorang siswa atau siswi lagi, sepertinya tamu besar yang akan melihat sekolah SMA Adijaya.

Sekolah ini setiap bulannya pasti selalu kedatangan tamu, banyak sekali para pengusaha sebagai donatur disekolah yang terbilang elite ini. Yang merupakan siswa dan siswi terbilang dengan otak emas, dan ada juga yang hanya ingin dicap keren karena bisa masuk disekolah tervaporit, dengan mengandalkan jabatan orang tua masing-masing.

Zahra merasa malu karena telah menabrak orang sembarang apalagi ini tamu. Astaga Zahra ceroboh sekali. Gadis itu merutuki dirinya sendiri dengan menggaruk alisnya yang sebenarnya tidak benaran gatal.

"Maaf pak," ucap Zahra merundukkan kepala dengan rasa malu. Kejadian itu sempat dilihat oleh orang-orang disana termasuk geng Traider-x yang ingin menaiki tangga.

"Iya ngga papa, lain kali hati-hati." balas laki-laki paruh baya itu dengan tersenyum.

Zahra mengangkat wajahnya menatap laki-laki yang telah ia tabrak saat mengalihkan pandangan, tepat sasaran Zahra menatap Eldiano yang juga tengah menatapanya tajam bersama para pasukanya. Zahra tersenyum lebar membuat laki-laki paruh baya itu melihatnya heran hingga menimbulkan kerutan dahi. Lelaki itu mengikuti arah pandang anak murid yang ada dihadapannya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri? Liat pacarnya?" tanya lelaki paruh baya memiringkan kepala dan juga melihat kearah gerombolan enam orang anak laki-laki ditangga.

Zahra kepergok senyum-senyum sendiri padahal cowok yang ia senyumin tidak membalasnya. Zahra lagi lagi tersipu malu sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Sa-ya pamit kekelas dulu pak," ucap Zahra langsung mengicir begitu saja.

Lelaki paruh baya ingin menanyakan namanya tapi tidak sempat saat gadis itu telah pergi dengan berlari. Sekilas senyum lelaki paruh baya terbit. Ia rindu dengan anaknya yang tidak pernah bertemu bahkan jenis kelamin nya saja ia tidak tahu. Lelaki itu menghembuskan napasnya pelan dan langsung menuju ruang kepala yayasan.

***

"El!" teriak Zahra memanggil nama cowok itu yang tak kunjung membalikan tubuhnya.

"Eldiano!!" Zahra terus mengikuti cowok itu hingga akhirnya cowok itu berhenti dan menghadapkan badanya kearah gadis yang sibuk memanggil namanya.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang