33. Atas perintah Eldiano

780 77 32
                                    

Vote atau aku cium wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote atau aku cium wkwk

Happy reading🌸

***

33. Atas perintah Eldiano


"Menurut pakar perobatan didalam tubuh manusia terdapat 360 sendi, sendi apa sajakah itu?" kata pak Mamat kepada seluruh murid XI Ipa 2.

"Ada yang tau?" tanya pak Mamat lagi menatap kearah murid-muridnya.

Semua terdiam, tergelanyut dalam pikiran masing-masing, berpura-pura berpikir ala anak pintar. Ada yang menunduk, ada yang berdoa dalam hati agar tidak dirinya yang ditunjuk, ada juga yang hanya menatap kedepan tapi pikirannya kemana-mana.

Dima menatap sekelilingnya tidak ada yang menjawab, ia pun menyakinkan dirinya untuk menjawab pertanyaan pak Mamat dengan mengangkat tangan kanannya keatas.

"Saya tau pak?" ujar Dima.

"Iya Dima silahkan, apa saja nama sendi yang ada didalam tubuh manusia?" ucap pak Mamat mengulang pertanyaannya.

Lia dan Zahra mereka saling tatap heran, tumben Dima menjawab biasanya hanya tidur dikelas dan ogah-ogahan untuk menjawab.

"Sendi yang paling sakit didalam tubuh manusia adalah ke-sendirian pak?" jawab Dima asal, membuat seluruh teman-temanya tertawa dengan jawaban asal Dima dan menyorakinya.

Huuuuuuu..

Dima menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pak Mamat pun termangu dengan jawaban salah satu muridnya itu, ia hanya bisa menghela napas pelan sambil menggelengkan kepala.

"Faktor kelamaan nge-jomblo!" timpal teman kelasnya.

Tok tok

Suara ketukan pintu terdengar, sontak semuanya menoleh kearah sumber suara, di ambang pintu yang ternyata adalah Banu dan aktifitas tertawa pun terhenti.

"Permisi pak?" ucap Banu sopan.

"Ya, ada apa Banu?" jawab pak Mamat.

"Saya ingin memberikan surat atas perintah dari Eldiano untuk Zahra pak?" ujar Banu.

"Oh ya, silahkan. Setelah itu kamu boleh keluar!" balas pak Mamat pada Banu.

Setelah mendapatkan izin dari pak Mamat, Banu menghampiri tempat dimana Zahra duduk, sambil menyodorkan surat atas perintah seorang Eldiano. Zahra menerima surat itu dengan jantung yang bedebar kuat.

Sementara kedua curut itu sudah melirik-lirik, siapalagi kalo bukan si ratu kepo, dan jiwa kepo mereka meronta-ronta.

"Ciee dapat surat dari ayang beb," ujar Dima si ratu kepo.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang