53. Jadi Pacarku

643 43 21
                                    


Happy reading🌼

53. Jadi Pacarku

Aku ini orangnya konsisten, kalo maunya kamu ya kamu, ngga mau yang lain__

~Zahra Aulia~

***

Hari ini Zahra benar-benar menunggu Eldiano di parkiran motor.  Gadis itu pergi begitu awal dari hari biasanya. Zahra terus menunggu cowok itu yang tak kunjung datang. Yang tadinya sepi kini sudah banyak orang di sana. Gadis itu sesekali memperhatikan pintu gerbang sekolah, parkiran sudah hampir penuh hanya saja tempat khusus cowok itu yang belum terisi.

Hingga suara deru motor khas Eldiano agak berbeda dari yang lainnya. Tak lupa di belakangnya di ikuti oleh kelima anak cowok yang merupakan anggota Traider-x. Kedua bola mata Zahra berbinar saat orang yang ia tunggu akhirnya datang juga. Cowok itu memarkirkan motornya dengan rapi dan membuka helmnya. Eldiano langsung turun dari atas motor, berjalan mendahului temannya yang lain yang masih memakirkan motor.

Zahra tersenyum lebar saat cowok itu lewat di hadapanya. Dengan lempengnya Eldiano tidak menyapanya bahkan meliriknya saja tidak. Zahra mengejar cowok itu dengan menarik sedikit ujung kemeja sekolah Eldiano.

"El," panggil Zahra.

Eldiano sempat melihat ada Zahra di sana. Ia tahu gadis itu sedang menunggunya. Eldiano seakan tidak melihat Zahra dengan berjalan seolah-olah tidak melihat keberadaan gadis itu.

Eldiano yang terasa kemejanya ada yang menarik ia pun menoleh ke belakang. Mendapati Zahra yang sedang mengekorinya. Eldiano hanya diam sambil memperhatikan gadis itu.

"Kamu kenapa semalam ninggalin aku gitu aja?" tanya Zahra sedikit memberut.

Cowok itu hanya diam dengan menaikkan sebelah alisnya. "Terus kenapa kamu malah suruh teman kamu yang anter aku pulang?" gadis itu terus membeo.

Eldiano menghela napas. "Lo ngga kenapa-napa?" tanya Eldiano pada Zahra.

Zahra menggelengkan kepala beberapa kali. "Bagus," ucap Eldiano dan setelah itu ia membalikkan tubuhnya berjalan meninggalkan Zahra.

Zahra menatap sebal punggung Eldiano. Dengan jurus seribu bayangan Zahra cepat-cepat menghadang cowok itu dengan merentangkan kedua tangannya.

Eldiano kaget dengan tingkah Zahra, ia hanya bisa memejamkan matanya sejenak. "Kamu kenapa sih? Marah?" tanya Zahra.

"Kamu belum makan?"

"Kamu sakit?" ujar Zahra sambil menempelkan telapak tangannya di dahi Eldiano.

Cowok itu hanya diam, diam dan diam. Dengan dinginnya ia menatap Zahra dengan kedua tangan di dalam saku celana abu-abu.

"Ih ngomong dong El? Kamu kenapa? Jangan buat aku bingung," ujar Zahra pada cowok itu yang tak kunjung membuka suara.

Zahra tersenyum jahil. "Kamu cemburu ya, karna kemarin aku lebih peduli ke Galang?" tebak Zahra.

"Enggak," jawab Eldiano ketus.

"Tuh kan, kamu cemburu. Keliatan wajah kamu berubah El," ucap Zahra sambil tertawa kecil.

Datanglah segerombolan anak laki-laki yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua. Mereka berjalan saling merangkul satu sama lain, sambil bercanda dan mengundang suara tawaan. Eldiano menoleh ke belakang ternyata itu temannya.

"Lapor komandan, makin hari makin bucin," sahut Pono dan mendapat tawaan dari temannya yang lain.

Eldiano hanya menatap tajam ke arah temannya. Mereka tak menghiraukan tatapan menusuk dari Eldiano yang biasanya mereka akan takut tapi, kali ini mereka semakin gencar meledeki Eldiano.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang