55. Akankah Harapan Itu Masih Ada?

572 50 24
                                    


Hai.. Apa kabar? Kangen ngga? Kangen ngga? Kangeng dong pastinya :)
Ketemu lagi tepat di bulan Ramadhan. Semoga kalian sehat selalu ya, lancar puasanya, lancar juga ibadahnya.

Ada yang nungguin ngga ya? Nungguin ngga sih? Hm masih pada ngga mau ngaku lagi :( Uda aku tau kalian pasti malu mau jawab iya kan? Ngaku aja deh?

Kalian semua hebat, bersembunyi di balik pembaca cerita ini. Ngga ada gitu niatan kasih komentar, sekedar bilang semangat sayang. Eh salah semangat thor! Aja ngga ada, tapi tiap part baca. Padahal aku nungguin kalian loh! Seperti mencintai dalam diam. Cinta tapi malu untuk mengungkapkan, suka tapi tiap harinya stalking sosmednya terus.

Aku harapa kalian mengerti!

Dan buat kalian yang uda mau komentar + vote dan bahkan share juga terimakasih sarangheo❤

Happy reading🌼

55. Akankah Harapan Itu Masih Ada?

Di dunia ini ada dua hal yang tidak bisa di paksakan. Yang pertama hati dan yang kedua takdir.

***

Egi, Banu, Tama, Pono dan Albino mereka berlima berjalan sejajar saling merangkul satu sama lain, membuat seisi jalan terkuasai oleh mereka. Egi yang berjalan paling pinggir dengan sempoyongan sambil memanggil teman-teman yang bahkan tidak ia kenali, dari adik kelas yang ia sapa seperti teman dekat.

"Lo jalan yang bener napa Gi? Kaya orang abis minum aja lo!" ujar Tama yang berada di samping Egi.

Egi bahkan tak menghiraukannya. Justru Egi semakin gencar bertanya tidak jelas pada orang-orang di sana.

"Hei lo ada kontak cewek ngga? Gue minta dong?" tanya Egi sambil menaik turunkan alisnya pada salah satu anak laki-laki yang sedang duduk di kursih koridor. "Yang mantep ya? Yang beuh yang wah gitu," ujar Egi lagi disertai tawaan.

Awalnya anak laki-laki itu tampak bingung dan akhirnya menganggukkan kepala memberikan kontak salah satu temannya ceweknya.

Keempat temannya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya yang satu ini. Sudah biasa, Egi yang selalu meminta kontak para cewek kepada teman yang lain atau bahkan adik kelas sendiri.

"Uda berapa kontak cewek di Hp lo?" tanya Banu pada Egi yang masih menyimpan kontak tersebut.

Egi menatap Banu sejenak dan kembali menatap layar Hp. "Masih sedikit," jawab Egi.

"Buat apa sih banyak-banyak kontak cewek?" tanya Pono.

"Di jadikan asrama putri," timpal Banu.

"Palingan juga buat job," sahut Tama.

Pono menggelengkan kepala berulang kali. "Astagfirullah tobat lo!" ujar Pono mengusap dadanya.

"Cuma buat hiburan doang. Biar ngga sepi kaya hp lo!" balas Egi sambil terkekeh.

"Biar pun sepi, tapi gue setia," jawab Pono.

"Gimana mau setia, pacar aja ngga punya!" sarkah Egi mengundang tawaan.

"Anjir, kok jadi gue yang kenak bully?" ucap Pono dramatis.

"Cocok soalnya," ucap Tama sambil menepuk-nepuk pundak Pono. Suara gelaan tawa semakin keras membuat orang-orang di sana menatap mereka.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang