37. Bimbang, iya atau tidak

723 58 67
                                    


Happy reading 🌸

****

37. Bimbang, iya atau tidak

Suara hentakan sepatu terdengar sangat riuh di sepanjang lorong sekolah, mereka semua berhamburan keluar kelas seperti anak ayam yang keluar dari kandangnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi, itulah sebanya mereka berhamburan keluar kelas.

Eldiano sedang berjalan dilorong sekolah. Cowok itu baru saja keluar dari ruang kelasnya. Langkahnya santai namun tegap. Kemeja sekolah yang tidak lagi rapi, kancing baju bagian atas terbuka, menampilkan kaos dalam berwarna hitam polos. Satu tanganya masuk kedalam saku celana sekolah. Satu tanganya lagi menggandeng ransel yang di sampirkan di pundak. Hal itulah menjadi pemandangan yang paling ditunggu anak-anak kelas sebelah. Khususnya para kaum hawa.

Eldiano berhenti didepan kelas Zahra XI Ipa 2. Cowok itu menyenderkan punggungnya pada tembok tangan bersedekap didada. Ia sangat mengetahui bahwa Zahra tidak suka pulang berhamburan seperti yang lainya. Maka dari itu El menunggunya.

"Zahra? Pacar lo ini?" teriakan Dima saat hendak keluar kelas menemukan El yang tampak sedang menunggu seseorang. Eldiano sontak menoleh kearah Dima yang sedang meneriaki Zahra.

Zahra bergegas keluar kelas dan ternyata benar El sedang menunggu dirinya.

"Kamu nunggu aku?" tanya Zahra.

Eldiano menegakkan badanya menatap Zahra hanya bergumam. Eldiano berjalan melalui Zahra begitu saja tanpa embel-embel apapun.

Zahra mengikuti langkah El disamping cowok itu. "Ihh kamu cuek banget sih!" ucap Zahra dengan wajah yang ditekuk.

El menoleh kearah Zahra yang berjalan disampinya. "Kenapa?" tanya El pendek.

"Aku ini pacar kamu bukan sih!" tanya balik Zahra.

"Pacar," jawab El singkat.

"Seharusnya kalo pacar itu ditanya dong?, uda kelar belajar sayang, gimana hari-harinya, capek ngga atau apalah. Ngga peka banget sih!" ujar Zahra berharap El akan memberi semangat dengan rayuan.

El menghiraukan ucapan Zahra, terus berjalan sampai pada parkiran motor milik cowok itu.

"Ihh Elll?" teriak Zahra, El menutup kedua telinganya akibat suara cempreng Zahra.

"Bisa ngga jangan teriak-teriak, jelek suara lo?" ucap El.

"Biarin," ucap Zahra tidak peduli. "El aku tadi dapet nilai 100 loh pelajaran matematika?" ujar Zahra seperti anak kecil yang mengadu pada ayahnya.

"Terus aku juga dapet nilai plus dari pak mamat pelajaran fisika, hebat kan? Mana kaya kamu belajar aja males, suka bolos lagi. Ups!" Zahra pura-pura menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Eldiano menatap Zahra dingin. "Ceritanya lo nyindir gue?" ucap El pada Zahra.

"Ngga nyindir sih! Lebih tepatnya nyinggung." jawab Zahra dengan kekehan.

"Kamu itu jangan cuek-cuek sama aku napa sih! Nanti aku diambil orang loh!" ujar Zahra, namun El tetap menghiraukan. Eldiano sudah paham dengan kecerewetan Zahra kadang membuat dirinya terkuras emosi.

"Setan aja sibuk godain aku, masa kamu cuek sih!" ujar Zahra.

El yang baru menunggangi motornya menatap kearah Zahra.

"Pacaran aja lo sama setan, biar tiap hari digodain?" jawab El.

"Masalahnya El, aku itu ngga tau setan yang godain aku itu cowok apa cewek. Kalo aku pacaran sama setan terus setanya itu cewek berarti aku lesbian dong? Idih amit-amit" ucap Zahra bergidik geli dengan ceritanya sendiri.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang