49. Loker 34

526 49 38
                                    


Happy reading🌼

49. Loker 34

Aku yang berjuang, aku juga yang terbuang.

~Zahra Aulia~

****

Suasana pagi ini begitu sangat ceria. Angin pagi menusuk kulit siapa saja, tidak seperti biasa lorong sekolah sudah banyak di penuhi orang-orang yang berlalu lalang menuju kelas mereka masing-masing. Tak lain pun ada juga yang duduk di kursih panjang dekat dengan lorong. Sama halnya dengan ke tiga gadis yang baru datang, mereka berjalan sejajar di tengah-tengah lorong. Dengan senyuman yang menampik di mimik wajah mereka. Ke tiganya bukanlah anak yang berada seperti anak-anak lainya namun, dengan prestasi yang dapat mengangkat namanya terkenal di sekolah tersebut, Zahra Aulia siswi yang berprestasi dan mendapatkan beasiswa di sekolah ini. Siapun dapat mengenali dirinya, bahkan guru-gurunya selalu memuji akan kepintaran gadis itu. Anaknya murah senyum, ramah, dan ceria. Tidak ada yang dapat melihat bahwa sekarang hati sedang tidak baik-baik saja.

Pada saat di persimpangan lorong, mereka bertiga di kejutkan dengan gerombolan anak laki-laki berjalan berlawanan arah dan hampir saja membuat ke tiga gadis itu tertabrak, alhasil anak laki-laki itu juga menatap nya. Tidak dipungkiri di antara keenam anak laki-laki tersebut di sana juga ada Reina yang telah merangkul Eldiano dari samping.

Manik mata antara keduanya jatuh dan saling memandang. Sedetik kemudian Eldiano memutuskan kontak matanya terlebih dahulu, memalingkan wajahnya kearah lain. Wajahnya yang selalu datar tanpa seulas senyuman.

Dima dan Lia mereka masih memperhatikan Reina dengan sorot mata tidak suka yang dibuat-buat keduanya. Dengan Dima yang melipatkan kedua tangan di depan dada.

"Aku dukung korea selatan, kamu dukung jepang, walaupun kita mantan, tapi aku masih tetap sayang." sorak Pono dengan berpantun mengundang sorak bergemuruh dari teman-temannya. Eldiano menoleh ke belakang menatap Pono dengan tajam. Akibatnya Pono pun menciut di belakang dengan cengengesan.

"Maaf bos," ujar Pono misuh-misuh.

"Minggir lo!" ucap Reina pada Zahra, Dima dan Lia.

Dima semakin tertarik akhirnya yang di tunggu mulai juga. Dima menampik senyumnya dengan sedikit menaikkan sudut bibir bagian atas. "Lo pikir lo siapa suruh-suruh kita pergi?" balas Dima selangkah lebih maju.

"Biar gue perjelas. Gue tunangan Eldiano!" ucap Reina sembari melirik Zahra.

"Alah settingan doang bangga," jawab Lia sinis.

"Lo jangan sok tau, di sini gue lebih dulu kenal El dari pada dia!" tunjuk Reina ke arah Zahra.

Zahra yang awalnya hanya diam kini membuka suara. "Bukan tentang siapa yang kenal lebih dulu, tapi tentang siapa yang tetap berada di sampingnya setelah tau kekurangannya." sahut Zahra membuat teman-teman Eldiano tertegun, termasuk Eldiano sendiri.

"Gue dukung Zahra, ayo Zahra semangat!!" sorak Banu dengan mengangkat tangan.

"Gue ninggalin karena ada alasan," balas Reina kikuk.

"Alasan apa lo sampe ninggalin, awalnya semua baik-baik aja dan sekarang setelah lo muncul di muka bumi ini malah punah! lo malah rebut El dari Zahra?" ujar Lia pada Reina.

"Bukan urusan lo," kata Reina.

"Kalo emang lo bener cinta, enggak seharusnya lo pergi. Perbaiki bukan pergi!" ucap Zahra sambil melirik Eldiano dan setelah mengatakan itu Zahra pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang