5. Cium

2.1K 178 81
                                    


******

Cup

Gadis itu ternyata mencium pipi kanan El, sontak semua terkejut dengan aksi yang barusan terjadi. Sahabat-sahabat El tak kalah terkejutnya sambil menahan tawa. El shok plus terkejut apa yang sudah dilakukan oleh gadis dihadapannya, berani-berani dia mencium dirinya.

Zahra menganga tak percaya apa yang dirinya lakukan baru saja, apa? dia mencium El. Tidak! Sambil menggelengkan kepala dan menutup bibirnya dengan tangan mungilnya.

Zahra menunduk dan meremas ujung roknya, ia malu sangat malu rasanya ingin mengangkat wajahnya saja ia tak sanggup. Kedua kakinya melemas, seakan seluruh tubuhnya mati rasa.

"Maaf kak, Gu..Gue bener-bener gak sengaja," ujar Zahra masih menunduk.

"Lo..!" suara tinggi El dengan Emosi tangan yang terkepal kuat ingin melayangkan bogeman, jika saja yang dihadapan itu bukan seorang gadis mungkin sudah ia hajar sekarang juga. tapi ia mengurungkan niatnya, sadar siapa yang ada dihadapanya sekarang ialah seorang gadis.

Zahra memejamkan matanya sambil menunduk malu dan bersalah, kenapa semuanya jadi seperti ini? Entahlah dirinya sudah pasrah jika apa yang akan di lakukan oleh cowok itu. Menghajarnya?.

"Uda El sabar," ujar Albino mencoba menahan tangan El.

"Dia cewek El!" bisik Albino di telinga El.

El menepis tangan Albino dengan kasar.
"Gue tau,  dan gak sebodoh itu," ucap El sambil melenggang pergi meninggalkan semua orang yang berada disana.

Tama menghampiri Zahra yang terlihat Takut dan malu, terlihat dari pipi gadis itu memerah seperti kepiting rebus.

"Lo gak papa 'kan?" tanya Tama pada Zahra.

Zahra hanya mengangguk tanpa mau menatap cowok yang ada dihadapanya itu.

El berjalan menuju kelas sambil memaki dalam hatinya sial kenapa harus dia sih katanya dalam hati, Mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

***

Disisi lain sahabat-sahabat Zahra menyaksikan hal itu, Dima dan Lia menghampiri Zahra yang sedang duduk termenung di bangku kantin, ia meratapi kebodohan yang ia lakukan tadi dengan kakak kelasnya yang terkenal sangat kejam dan menakutkan. Zahra tak habis pikir kenapa hari ini dirinya benar-benar sangat sial.

"Zar," panggil Lia sambil menepuk pundak Zahra pelan.

Dima dan Lia pun duduk di hadapan Zahrah "Lo gak papa?" tanya Dima meyakinkan.

Zahra menatap kedua sahabatnya dengan perasaan campur aduk menjadi satu, antara malu, dan takut.

"Gue.. Gue nyium dia," ujar Zahra kepada kedua sahabatnya.

"Terus dia pergi gitu aja?" ucap Lia, Zahra pun mengangguk.

Dima menatap mata Zahra lekat.

"Berarti lo harus belajar cara nyium yang benar,  atau gak lo ganti odol aja?" Ucap Dima sambil memainkan jari telunjuk di dagu.

Zahra menatap Dima dengan mengerutkan dahi.

"Haa?, Lo kira mulut gue sebau dan sejorok itu apa?" ucap Zahra tampak kesal dengan Dima.

"Iya kalau mulut lo gak bau atau jorok, mana mungkin dia pergi gitu aja," balas Lia, Dima pun tertawa terbahak - bahak dan mereka pergi meninggalkan Zahra yang sedang menatap aneh keduanya.

"Woiii anoman, kutil badak awas ya lo pada!" jerit Zahra yang merasa kesal dengan kedua sahabatnya.

"Orang lagi sedih juga bukan dihibur malah di ledekin!" gumam Zahra sambil menghentak-hentakan kakinya.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang