******Kringgg
Istirahat telah berbunyi seluruh murid berhamburan keluar kelas, untuk mengisi perut yang kosong ke kantin sekolah. Hari ini jadwal olahraga kelas XII IPA 2, ke enam cowok ini sedang bermain bola basket dilapangan. Matahari begitu sangat terik, keenam cowok ini masih terus bermain hingga keringat menghujur seluruh badan. Mereka tak memperdulikan paparan panas terik matahari yang mengenai kulit putihnya. Memakai pakaian basket membuat badan kekar milik laki-laki itu terlihat sangat jelas, otot-otot yang kekar. Membuat kaum hawa menjerit histeris di pinggir lapangan. Walaupun mereka berenam dicap anak brandal disekolah, salah satu dari mereka yaitu Banu menunjukan skilnya bermain basket dan di percayai sebagai ketua tim basket di sekolah SMA Adijaya.
El mengelap keringat yang berada didahinya dengan tangan kekarnya, sambil mengoptimalkan napas yang memburu. Setelah mengatur napasnya, ia kembali mendrible bola ke arah ring sambil meloncat untuk memasukan bola, dan mendapat cetakkan point untuk timnya. Mereka bertos ala lelaki.
***
Disisi lain Zahra, Dima dan Lia sedang berada di kantin, mereka duduk sambil ditemani dengan makanan yang sudah ada dihadapan mereka. Keadaan kantin begitu sangat ramai, untung mereka cepat sampai dikantin kalau tidak mereka tidak kebagian tempat duduk. Hanya satu tempat yang tidak ada yang berani menempati tempat itu, tempat kumpulan geng Traider-x tak seorang pun dari mereka yang berani menempatinya. Bahkan mendekatinya saja sudah menakutkan.
"Lo uda siap makanya Za," tanya Lia kepada Zahra yang sudah selesai makan dan berdiri dari duduknya.
"Uda, gue duluan ya?" jawab Zahra.
"Lo mau kemana? Buru-buru amat?" tanya Dima heran kepada Zahra yang terburu-buru.
"Kepo lo?" celetuk Lia pada Dima.
"Gue nanyak Zahrah bukan lo, lo nyamber aja kek listrik!" timpal Dima.
"Gue kesana dulu, lo pada duluan aja ke kelas entar gue nyusul," ucap Zahra kepada kedua sahabatnya, mereka berdua hanya mengnggukan kepala.
Saat Zahra keluar dari kelas, ia melihat El sedang bermain basket. Dan ia ingin memberikan minum untuk El, Gadis ini berjalan kekantin penjual air minum. Selesai membelinya Zahra langsung berjalan menuju lapangan basket. Zahra berjalan sambil mengulum senyum dibibirnya dan tangan kanan membawa sebotol air mineral.
Terlihat El sedang beristirahat di pinggir lapangan sambil menelonjorkan kedua kakinya tangan yang mengipas permukaaan wajanya yang panas, dan dipenuhi air keringat. Zahra memberhentikan langkahnya melihat Reina yang sudah duluan memberikan air minum kepada El. Kali ini ia kalah cepat dengan Reina. El menerima air minum itu sambil tersenyum kepada Reina. Zahra meneruskan langkah kakinya gontai. Zahra sudah berada disamping El melihat cowok itu sedang meneguk air minum pemberian dari Reina dengan mendongakkan kepala keatas memperlihatkan jakun cowok itu yang naik turun.
"El?" panggilan lembut dari seorang gadis berada tak jauh disampingnya.
El mendengar panggilan suara lembut itu. ia tahu suara itu milik siapa, dan segera menoleh sembari tersenyum menampilkan deretan gigi putih yang rapi. Reina melihat kedatangan Zahra merubah raut wajah tak suka.
"Ada apa?" tanya El lembut kepada Zahra.
"Aku kesini mau ngasih kamu minum, tapi... Uda dikasih Reina kan, Ya uda minumnya aku minum sendiri aja deh!" ujar Zahra yang masih menggenggam sebotol air mineral ditangan kanannya. Dalam hati kecilnya terletak kekecewaan.
El melirik air minum yang dibawa oleh Zahra, segera ia mengambil air minum itu ditangan Zahra.
Zahra terkejut tiba-tiba El merampas air minum itu ditanganya. "Ehh.. Kok kamu ambil?" ucap Zahra.
El langsung membuka tutup botol itu segera meminum airnya sampai tandas tak tersisa. Reina menatap El melebarkan kedua matanya, sementara minum yang ia berikan belum dihabiskan.
Zahra tersenyum melihat El yang menghabiskan air minum pemberiannya.
"Makasih, air minumnya manis kek kamu?" ucap El sambil gombal.
Zahra tersipu malu mendengar ucapan El membuat ia salah tingkah.
"El minum dari gue kok gak dihabisin. Kan gue duluan yang kasih minumnya," ucap Reina dengan tampang cemberut.
"Gue kenyang Rei, uda penuh air perut gue?" jawab El menepuk perutnya pelan. "Lo kasih sama anak-anak yang lain aja!" sambil melirik temannya yang lain.
"Lo kok gitu sama gue? Karena dia pacar lo sekarang?" ucap Reina sudah emosi sambil menunjuk Zahra.
"Rei-" ucapan El terpotong saat Reina menyekanya.
"Lo beda sekarang El, lo gak sayang lagi sama gue?" ucapan Reina yang terus meninggi.
Membuat orang-orang yang berada di pinggir lapangan menatap mereka, dan menjadi ramai seketika.
El berdiri tegap yang sedari tadi ia duduk dibawah. "Apa maksud lo?" ucap El yng mulai sama emosi.
Reina tersenyum miring. "Maksud gue!" ucap Reina mengulang ucapan El.
"Lo masih belum paham?" ucap Reina menatap lekat manik mata El.
Kelima temanya datang menghampiri mereka, yang terlihat El dan Reina sedang adu mulut. Sudah dikerumuni anak-anak seisi SMA Adijaya. Mereka berlima menerobos orang-orang yang berada disitu.
"Lo lebih peduli sama cewek cupu itu ketimbang gue?" ucap Reina sambil melirik tajam Zahra.
Zahra merasa di lirik oleh Reina seketika menundukan kepala, pasalnya ia tidak tahu masalah mereka dan salah dia sekarang disini itu apa? Apa ia orang ketiga dalam hubungan yang katanya hanya sebatas sahabat? Entahlah sekarang Zahra hanya bisa diam.
El mengepalkan kedua tanganya, kuku-kukunya memutih, raut wajahnya memerah dan rahang yang mengeras. Ingin rasanya ia menghabiskan orang yang ada dihadapanya sekarang juga, tapi itu ia tahan karena lawannya bukanlah bandinganya.
El menunjuk wajah Reina dengan telunjuknya. "Lo jangan pernah katain Zahra Cupu!" ujar El manik mata yang tajam.
Reina melipatkan kedua tanganya didepan dada. "Kenapa?, cantikan juga gue, Oh apa lo uda di pelet sama cewek cupu itu?" ucap Reina semakin menjadi-jadi.
Zahra mendongakan kepala menatap heran Reina, tidak menyangka Reina akan mengatain dirinya memelet El.
"Jaga bicara lo!" ucap El semakin mengeraskan kepalan tangannya. Ia tak menyangka Reina sekarang seperti ini tidak seperti Reina yang ia kenal dulu.
"Kenapa lo lebih memilih dia ketimbang gue? Apa lebihnya dia El? Dia gak cantik!" ucap Reina yang terus memojokan Zahra.
Zahra hanya bisa diam, diam dan diam. Ia tak tahu harus berbuat apa sekarang yang bisa ia lakukan hanya diam di tempat.
El mengalihkan pandanganya kearah lain sambil membuang napas dalamnya. "CUKUP REI!" bentak El.
Reina menatap El dengan penuh tantangan. "Lo kenapa bisa berubah gini El? Lo sekarang jadi berani bentak gue, Kenapa? Gue salah apa sama lo?" ucap Reina yang masih ingin terus mencari masalah dengan bertanya-tanya.
El memicingka kedua matanya. "Gue gak berubah, lo yang berubah! Gue bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran lo!" ujar El dengan penegasan.
******
HALLO GUYS
JUMPA LAGI...HAYO GIMANA CERITANYA??
SEBENARNYA EL SAMA REINA ITU ADA HUBUNGAN APA SIH! KATANYA SAHABAT TAPI KOK...??IYA UDA DARI PADA PENASARAN IKUTI TERUS CERITA ELDIANO
DAN JANGAN LUPA DI VOTENYA JUGA YA... BIAR AKU SEMANGAT TERUS..OKE!!😉
SEE YOU 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDIANO
Teen FictionKisah yang berawal dari janji dan menjadi sebuah takdir yang mempertemukannya. Kisah cinta yang harus dijalani karena terikat oleh sebuah perjanjian. Janji yang dimiliki oleh ketua geng motor Traider-x, cowok yang terkenal dengan julukan bad boy dis...