26. Penjelasan

996 65 36
                                    


******

Cuaca pagi yang terbilang masih gelap karena cuaca mendung menandakan hujan akan segera turun, Zahra harus lebih cepat sampai kesekolah karena kalau hujan begini ia akan sedikit sulit untuk menemukan angkot atau kendaraan lainya.

Udara dingin menusuk kulit gadis itu, Zahra mengusap-usap kedua bahunya dengan tanganya, sambil berjalan santai dikoridor sekolah, matanya menyapu disekeliling koridor sekolah. Saat membalikan badanya kebelakang, seorang cowok berjalan kearahnya bersama para pasukannya.

Seketika terlukis senyuman pada bibir gadis itu kepada cowok yang sedang berjalan dihadapanya itu. Namun El menatap Zahra yang berada didepan mata  memutuskan kontak matanya terlebih dahulu tanpa membalas senyuman gadis itu. Ia lelaki itu adalah Eldiano.

Zahra melihat El yang memutuskan kontak matanya  dengan tatapan dingin kepada Zahra, segera ia mencekal tangan cowok itu, untuk memberikan penjelasan yang sebenarnya terjadi.

El masih terus menatap lurus kedepan tanpa mau melihat Zahra sedikit pun.

"El aku mau ngomong sama kamu?" ucap Zahra kepada El.

El melepaskan cekalan tangannya yang dicekal Zahra, ia menatap wajah Zahra dengan tatapan yang masih dingin sambil menaikan satu alisnya keatas tanpa menjawab ucapan gadis yang ada dihadapanya yang notabenya adalah pacar.

"El dengerin penjelasan aku dulu?" ucap Zahra berusaha membujuk El.

Lagi dan lagi El hanya diam tak bergeming dengan ucapan gadis itu, ia terus memasang wajah datar miliknya. Eldiano ialah tetap Eldiano orang yang begitu sangat keras.

Sedangkan kelima cowok yang setia dengan El, mereka hanya diam dan memperhatikan kedua sejoli itu tanpa mau ikut campur.

"Segitu marahnya kamu sama aku, sampe kamu gak mau dengerin penjelasan aku?" ujar Zahra lagi kepada El.

Cowok itu hanya diam seribu bahasa, ia melangkahkan kaki untuk meninggalkan gadis itu tanpa sepata katapun yang ia ucapkan.

Zahra menatap punggung cowok itu tidak percaya El akan meninggalkannya begitu saja, apakah hanya kesalah pahaman itu El benar-benar sangat marah padanya. Enyalah El memang orang yang sulit untuk diberi penjelasan, bahkan ia lebih percaya dengan apa yang dia lihat dari pada pengakuan Zahra.

Seorang cowok yang hemat berbicara itu ialah Albino, ia menatap Zahra sebentar dan langsung mengikut pergi meninggalkan gadis itu, sementara Egi, Banu, Tama dan Pono mereka berjalan mendekati Zahra yang terus menatap punggung El yang sudah hampir menghilang dihadapanya.

Banu mengusap pundak Zahra. "Lo yang sabar, gue yakin El bakalan maafin lo kok, dia emang anaknya keras kepala!" ujar Banu pada Zahra.

"Entar kita bantuin untuk bujuk El?" ucap Egi.

Zahra tersenyum kecut kepada keempat cowok itu. "Makasih ya?" jawab Zahra.

Keempat cowok itu menganggukan kepala.

"Mungkin saat ini El lagi butuh waktu buat percaya sama lo!" celetuk Pono pada Zahra.

Zahra menatap Pono tersenyum sembari menganggukan kepalanya pelan.

"Iya uda, kita kelas duluan ya?" pamit Egi kepada Zahra.

"Iya."

Banu, Egi dan Pono melangkah pergi kekelas mereka yang berada di lantai tiga, berbeda dengan Tama yang masih terus menatap Zahra.

"Lo gak ke kelas?" tanya Zahra pada Tama.

Tama menggulum senyuman pada bibir cowok itu yang terus menatap Zahra.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang