58. EKSLUSIF JANJI

717 47 15
                                    

Happy Reading🌼

58. Eksklusif Janji

Pantang bagi seorang laki-laki yang mengingkari janjinya_

~Eldiano Adijaya~

***

Sesuai kesepakatan malam ini mereka akan pergi ke salah satu kafe tempat biasanya mereka tongkrongan. Cafe itu terbilang cukup elite. Banyak pengunjung di sana. Kebanyakan diantaranya anak-anak muda yang sedang berkumpul. Apa lagi ini adalah malam minggu. Ada yang sedang ngedate dengan pacarnya, kumpul keluarga, dan kumpul bersama teman-teman mereka.

Eldiano sudah menceritakan semuanya tentang Zahra dan Galang. Mereka semua melongo tak percaya bahwasanya mereka adalah saudara kandung. Dengan hembusan angin malam menerpa kulit anak laki-laki itu yang sedang berkumpul, outdoor di lantai dua. 

"Gue ngga nyangka selain Galang musuh lo, Galang juga abang dari pacar lo El," ucap Banu menggelengkan kepala.

"Mantan," timpal Tama melirik Banu di sebelahnya.

"Lo masih suka sama Zahra," tanya Eldiano pada Tama.

"Masih," ujar Tama menatap Eldiano yang ada di hadapannya dengan pembatas meja. "Tapi gue uda berusaha buat lupain dia." ucap Tama.

"Kalo lo El?" tanya Tama balik.

"Gue masih sayang sama dia," ujar Eldiano. "Tapi gue ngga yakin kalo dia mau sama gue lagi,"

"Lo mau balikkan?" tanya Egi.

Eldiano menganggukkan kepala. "Gue takut, Zahra ngga mau nerima gue lagi,"

"Kenapa lo takut, Zahra kan cinta banget sama lo," ucap Tama sedikit mengangkat tubuhnya tegap sambil membenarkan jaket yang di pakai.

"Apa dia akan nerima gue, setelah gue cerita semuanya," ucap Eldiano menatap bergilir temannya.

"Coba aja, palingga dia bisa ngertiin keadaan lo waktu itu," balas Banu.

Eldiano terdiam sejenak. "Gue coba nanti," ucapnya.

"Gue minta sama lo El, tolong jagain dia. Dia cewek yang baik, gue percaya sama lo, lo bisa jaga dia," kata Tama menatap intens pada Eldiano.

"Gue ngga yakin kalo gue bisa jagain dia," ujar Eldiano membuat seluruh temannya menatap bingung.

"Kenapa lo bisa ngga yakin?" tanya Egi dengan alis bertaut.

"Lo pasti tau alasannya," itulah jawaban Eldiano.

Egi menepuk pundak Eldiano. "Ingat kata Papa lo. Lo bebas milih, jangan terlalu dengarkan kata kakek lo, masa depan ada di tangan lo bukan orang lain," ujar Egi.

"Lo itu cowok baik, lo enggak akan nyakitin dia," ujar Banu menepuk lengan Eldiano beberapa kali.

"Coba aja dulu, dari pada sama sekali enggak, ya nggak?" sambung Egi dengan menaik turunkan alisnya.

"Woi siapa yang ngabisin kentang gue?!" sentak Egi yang menatap nanar piring kosong di hadapannya.

Orang-orang yang ada di sana menatap ke arah Egi dengan beberapa  tatapan.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang