41. Cinta atau karena harta

697 59 46
                                    


Happy reading🌸

.

41. Cinta atau karena harta.

Gue hanya belajar menerima takdir, yang tetap sabar dalam keadaan apapun. Walaupun sebenarnya gue tidak mampu.

~Eldiano Adijaya~

****

"Aku bete sama kamu, aku sebel sama kamu, aku bete bete bete!" ujar Zahra dengan bernyanyi sambil memaikan sendok agar Eldiano peka denganya, namun cowok itu tampak sama sekali tidak perduli, gadis itu semakin geram melihat kelakuan cowok yang ada dihadapanya itu. "Aku bete dicuekin, aku sebel dibiarin aku bete be--" lirik Zahra terpotong saat Eldiano membuka suara.

"Dimakan, jangan dimainin doang!" ucapan itulah yang keluar dari bibir Eldiano. Mereka berada disalah satu kafe yang terbilang cukup terkenal, dikota itu.

"Kamu ini peka dong?" ujar Zahra agar El peka dalam sendirinya. Cowok itu hanya membalas dengan menaikan kedua alisnya, seakan-akan bertanya. Membuat Zahra geram ingin saja rasanya ia terkam Eldiano, ia pun membuang pandanganya kearah lain. "Tau ahh!."

Eldiano mengacuhkanya dengan menaikan kedua bahu, dan melanjutkan aktivitas makan yang sempat tertunda. Saat makan Eldiano selalu melirik kearah Zahra, gadis itu melihat kearah lain, tapi bukan dirinya.

"Lo lagi liatin apa?" tanya Eldiano penasaran dan ikut kearah pandangan gadis itu.

Zahra membalas dengan melirik sinis. "Liatin cowok ganteng, puas lo?!" kata Zahra ketus.

Eldiano manggut-manggut kepala. "Gantengan mana sama gue?" tanya Eldiano.

"Cowok itulah, kalo kamu mah kalah," jawab Zahrah sambil menunjuk kearah cowok yang memakai topi berwarna hitam.

"Oh, jadi lo suka cowok yang make topi?" ucap Eldiano.

"Ngga juga, yang penting dia ngga nyebelin kaya kamu?" kata Zahra dengan kembali cemberut.

Sebelah bibir cowok itu terangkat, terukir senyuman manis, saat Zahra berkata bahwa dirinya nyebelin. "Jangan marah, lo lucu kalo lagi marah gini?" rayu Eldiano.

"Gombal!" ujar Zahra dengan melipatkan kedua tangan didepan dada.

"Gue ngga gombal?" ucap Eldiano menyakinkan bahwa dirinya sedang tidak ngegombal.

"Aku heran sama kamu, kadang itu manggilnya lo-gue, kadang aku-kamu.  Sebernernya manggilnya apa sih?!" ucap Zahra.

"Sayang aja gimana?" balas Eldiano dengan tatapan yang tidak seperti biasanya.

"Aku serius El?" ujar Zahra.

"Iya aku serius Ra, bahkan dua rius nih?" ujar Eldiano dengan kedua jari membentuk V.

"Ekhem" deheman keras dari seorang laki-laki paruh bayah yang sudah berkepala enam. Membuat keduanya menoleh kearah seseorang itu. Saat tahu siapa lelaki paruh baya itu Eldiano langsung bangkit dari tempat duduk dengan raut wajah tidak suka, Zahra menatap sosok lelaki itu lalu berganti pada Eldiano dengan mengerutkan dahi, pada akhirnya Zahra pun ikut bangkit dari duduk.

"Kamu kenal El?" tanya Zahra pada Eldiano yang tengah menatap dingin lelaki tersebut.

Eldiano tidak menjawab pertanyaan gadis itu, justru ia malah mengajak Zahra pergi dari tempat itu. "Kita pergi aja dari sini Ra?" ajak Eldiano dengan menarik lengan tangan Zahra. Gadis itu semakin dibuat bingung yang tiba-tiba El mengajaknya pergi dari tempat itu setelah bertemu dengan lelaki paruh bayah tersebut.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang